Blog

losandes.biz: Arab Saudi Coba Langkah Awal Damaikan UkrainaRusia


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Arab Saudi Coba Langkah Awal Damaikan UkrainaRusia yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Menurut agenda yang dilihat kantor berita AFP, pertemuan hari pertama menjadwalkan sesi tiga jam yang diisi pernyataan dari tiap-tiap delegasi, lalu sesi dua jam pertemuan tertutup, berlanjut dengan acara santap malam.

Baca juga : Solusi Arab Saudi atas Dampak Perang Ukraina

”Saya memperkirakan pembicaraan tidak akan mudah, tetapi kebenaran ada di pihak kami,” kata Andriy Yermak, Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, pada wawancara yang disiarkan, Jumat. ”Kita menghadapi banyak ketidaksepakatan dan kami telah mendengar banyak posisi, tetapi yang terpenting kami memaparkan prinsip-prinsip kami.”

AP/UKRAINAN PRESIDENTIAL PRESS OFFICE

Yermak memimpin delegasi Ukraina ke Jeddah. ”Tugas kami adalah menyatukan seluruh dunia agar mendukung Ukraina,” katanya.

Dukungan selatan

Rusia menginvasi Ukraina 24 Februari 2022. Sejak konflik meletus, belum ada perundingan signifikan antara Rusia dan Ukraina untuk menghentikan perang. Bagi Ukraina, perundingan di Jeddah adalah upaya menggalang dukungan dari dunia selatan, yang selama ini mengambil posisi netral dalam konfliknya dengan Rusia.

Rusia menolak formula perdamaian yang diajukan Zelenskyy. Menurut jubir Kremlin, Dmitry Peskov, Rusia perlu memahami terlebih dahulu apa tujuan yang hendak dicapai dan apa yang akan dibahas dalam pertemuan di Jeddah.

”Setiap upaya untuk mempromosikan penyelesaian damai harus dievaluasi dan diapresiasi,” ujar Peskov.

Baca juga : Arab Saudi Gandeng Indonesia Untuk Damaikan Ukraina

Mediasi yang dilakukan Arab Saudi ini menyusul perundingan tentang Ukraina di Kopenhagen, Denmark, Juni lalu. ”Dengan menjadi tuan rumah pertemuan ini, Arab Saudi ingin memperkuat upayanya menjadi kekuatan menengah global dengan kemampuan menengahi konflik sambil meminta kita untuk melupakan strategi dan tindakannya yang gagal di masa lalu, seperti intervensi Yaman atau pembunuhan Jamal Khashoggi,” kata Joost Hiltermann, Direktur Program Timur Tengah pada lembaga International Crisis Group.

AFP/SPA/STR

Pertemuan di Jeddah diikuti beberapa negara yang tak hadir pada pertemuan di Kopenhagen. China, yang tidak berpartisipasi di Kopenhagen, mengirim Utusan Khusus untuk Urusan Eurasia, Li Hui. Begitu juga India yang mengutus Penasihat Keamanan Nasional Shri Ajit Doval. Seperti China, India juga tetap menjalin hubungan dekat dengan Rusia sejak perang di Ukraina meletus tahun lalu.

China menegaskan akan tetap menjadi pihak yang netral dalam konflik Rusia dan Ukraina. Sikap itu dikritik negara-negara Barat karena menolak untuk mengecam Rusia. ”China bersedia bekerja sama dengan komunitas internasional untuk terus memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan penyelesaian politik krisis Ukraina,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.

Adapun India menganggap pertemuan itu sejalan dengan posisi lama India untuk mendorong upaya dialog dan diplomasi untuk perdamaian. Afrika Selatan juga akan ikut ambil bagian. Arab Saudi telah mendukung resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengecam invasi Rusia serta pencaplokan wilayah secara sepihak di Ukraina timur.

Seperti China dan India, Arab Saudi tetap berkomunikasi dengan Rusia setelah perang Ukraina meletus. Riyadh bermitra dengan Rusia, terutama dalam penentuan produksi dan harga minyak dunia melalui organisasi Opec+.

AFP/SPUTNIK/ALEXEY NIKOLSKY

Laut Hitam membara

Sehari sebelum pertemuan di Jeddah, pesawat nirawak (drone) Ukraina menghantam kapal tanker Rusia di Laut Hitam, dekat Crimea, Jumat (4/8/2023) malam. Ini serangan besar kedua di arena pertempuran laut dengan pesawat nirawak dalam sehari. Laut Hitam kini menjadi arena pertempuran laut yang semakin membara sejak Rusia menyerang Ukraina, Februari 2022.

Baca juga : Pertempuran Laut Hitam Kian Membara, ”Drone” Ukraina Hantam Tanker Rusia

Serangan pesawat nirawak Ukraina ke kapal tanker Rusia itu dikonfirmasi pejabat Ukraina dan Rusia, Sabtu (5/8/2023). Sebelumnya, juga hari Jumat, Ukraina menyerang pelabuhan komersial Rusia, Novorossiysk, 110 kilometer timur Crimea.

Pejabat Ukraina yang tak mau disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pesawat nirawak laut (sea drone) untuk menyerang kapal tanker Rusia itu bermuatan 450 kilogram bahan peledak TNT. (REUTERS/AFP/AP/SAM)