Blog

losandes.biz: Mengelola Risiko Investasi Kompasid


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Mengelola Risiko Investasi Kompasid yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di koresponden@losandes.biz, Terimakasih.

Teori ini mengasumsikan bahwa sejatinya para investor menghindari risiko. Jadi, jika seorang investor diberi pilihan dua macam portofolio, investor cenderung akan memilih yang berisiko lebih rendah. Investor akan berani mengambil risiko lebih besar jika imbal hasil juga lebih tinggi.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Bagi investor ritel, salah satu cara mengelola risiko adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio. Diversifikasi dilakukan untuk meminimalkan risiko. Misalnya dana investasi yang ada 70 persen diinvestasikan pada saham berkapitalisasi besar dan 30 persen dialokasikan untuk membeli saham-saham lapis ketiga yang biasanya bergejolak.

Cara lain, dapat juga berinvestasi pada pasar finansial berbeda. Pada pasar finansial di negara maju seperti di Amerika Serikat, alokasi 80 persen pada pasar yang lebih stabil dan 20 persen investasi saham di pasar berkembang.

Terlepas dari perhitungan matematis seorang penerima hadiah Nobel, cara lain untuk mengelola risiko investasi adalah berinvestasi dari ”leher ke atas”. Pengetahuan yang mumpuni juga dapat membantu investor untuk terhindar dari risiko.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Salah satu mahasiswa yang belajar membaca grafik saham pada sejumlah perusahaan saat mereka belajar investasi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (21/11/2022). Edukasi pasar modal ini diberikan bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan mereka tentang pengelolaan keuangan dan investasi.

Bayangkan, jika ada seorang investor pemula yang baru saja membuka rekening saham lalu ikut sebuah grup investor saham. Biasanya di dalam grup-grup tersebut diberikan rekomendasi untuk membeli saham A atau B. Tanpa memiliki pengetahuan dan keterampilan, tanpa tahu tentang analisis teknikal, analisis fundamental, investor pemula tersebut ikut-ikutan membeli saham. Dia tidak paham bagaimana caranya menghitung posisi support saham, belum tahu bagaimana memasang stop loss.

Padahal, jika memiliki pengetahuan, kerugian ini dapat diminimalkan. Karena tidak paham, investor baru ini tidak melakukan hal yang harusnya dapat dilakukan.

Terkait risiko ini, investor Amerika Serikat, Warren Buffet, mengatakan, ”Risiko datang dari tidak paham apa yang Anda lakukan.”