losandes.biz: Rumah Politik Ridwan Kamil
Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.
Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Rumah Politik Ridwan Kamil yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.
PARTAI Golongan Karya (Golkar) adalah rumah politik yang tepat untuk Ridwan Kamil. Bergabungnya Ridwan Kamil (RK) ke Golkar adalah keputusan yang penting.
Golkar dan RK memiliki irisan spirit yang tebal. Golkar adalah partai lintas ideologi. Semangat utama pendirian partai ini adalah untuk mengatasi pelbagai kecenderungan ideologis di masa Orde Lama.
Partai ini datang dengan semangat teknokratis yang berorientasi pembangunan dan kebijakan publik. Slogan karya dan kekaryaan yang mereka usung menggambarkan dengan tepat kecenderungan tersebut.
Ini yang menjelaskan mengapa basis rekrutmen Partai Golkar datang dari pelbagai kelompok. Walaupun sering dikategorikan sebagai partai nasionalis, namun rekrutmen partai ini tidak terbatas pada kelompok-kelompok nasionalis.
Salah satu unsur terpenting di Partai Golkar saat ini berasal dari organisasi mahasiswa Islam modernis, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
HMI di masa Orde Lama cukup dekat dengan Partai Masyumi. Ketua Umum HMI, Nurcholish Madjid bahkan disebut sebagai Natsir Muda (merujuk pada pemimpin Masyumi, Muhammad Natsir).
Ada banyak alumnus HMI yang berkiprah di Partai ini, baik di pusat maupun daerah. Mantan Ketua Umum PB HMI, Ir. Akbar Tanjung, bahkan pernah menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Akbar Tanjung dinilai berhasil membawa Partai Golkar keluar dari masa-masa krisis di awal Reformasi. Dengan slogan Golkar baru, Akbar Tanjung berhasil mendorong reformasi internal di tubuh partai Golkar.
Saat ini, Golkar adalah satu di antara hampir tidak ada partai di Indonesia yang relatif lebih egaliter dan demokratis.
Selain HMI, partai ini juga menampung aktivis NU dan Muhammadiyah. Mantan Ketua Umum PB PMII, Nusron Wahid, berkiprah di partai ini.
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Tb. Ace Hasan Syadzily, juga adalah NU.
Sebelumnya mantan Ketua Umum GP Ansor dan mantan calon Ketua Umum PBNU, Slamet Effendi Yusuf, juga aktif di partai ini semasa hidupnya.
Dari Muhammadiyah ada mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, yang memulai karirnya di politik praktis di Partai Golkar. Din bahkan pernah menjadi Wakil Sekertaris Fraksi Karya Pembangunan MPR RI dan Wakil Sekjen DPP Golkar.
Berdasarkan fenomena ini, Anies Baswedan (2013) memasukkan Partai Golkar sebagai bagian dari apa yang dia sebut Islam-friendly Parties.
Keterbukaan Partai Golkar pada beragam ideologi dimungkinkan terjadi karena semangat karya kekaryaan melampaui semua sekat ideologis tersebut.
Ini barangkali yang menjelaskan mengapa Partai Golkar tidak terbiasa ada di luar pemerintahan. Siapa pun dan dari partai mana pun presidennya, mereka selalu ada di dalam pemerintahan.
Sementara itu, Ridwan Kamil adalah tokoh pemimpin daerah yang relatif berhasil dan inovatif. Di bawah kepemimpinannya, Bandung mengalami pembenahan yang signifikan.
Keberhasilannya menata Bandung membuatnya terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat, provinsi dengan penduduk terbesar di Indonesia (sekitar 17,4 persen dari total populasi nasional).
Inovasi Ridwan Kamil di Kota Bandung dilanjutkan ke tingkat provinsi. RK antara lain melahirkan taman-taman kota di pelbagai ibu kota kabupaten.
Di kota-kota kecil Jawa Barat tiba-tiba muncul arena bermain dan wisata dalam kota yang apik dan terjangkau. Tak jarang taman-taman kota itu didesain sendiri oleh gubernur seperti yang dilakukan untuk Masjid Al Jabbar.
Masjid dengan arsitektur menawan itu bukan sekadar tempat ibadah, melainkan taman bermain atau situs wisata dengan memasukkan unsur kultur religiusitas masyarakat Jawa Barat.
Sejak diresmikan pada 30 Desember 2022, area ini tak putus-putusnya ramai oleh pengunjung.
Situs-situs wisata baru yang memasukkan kultur religiusitas tentu akan lebih bermakna jika ditingkatkan menjadi pusat komunitas atau community centre di mana di dalamnya juga menyediakan fasilitas publik seperti perpustakaan, pendidikan, dan pelayanan kegiatan warga lainnya.
Dari sini terlihat bahwa Partai Golkar dan Ridwan Kamil memiliki banyak irisan karakter. Baik Golkar maupun Ridwan Kamil sama-sama berorientasi pada karya dan kinerja teknokratis.
Sebagai pemimpin daerah, Ridwan Kamil membutuhkan dukungan politik dari partai yang solid. Golkar adalah salah satu partai terbesar dan memiliki dukungan publik yang relatif stabil.
Selain itu, juga ada kepentingan bagi Golkar untuk memulihkan dukungan dari Jawa Barat yang merupakan provinsi terbesar.
Di Jawa Barat, RK sangat populer. Karena itu, hampir tidak ada potensi mudharat seperti berkurangnya ceruk pemilih RK dengan bergabung ke Golkar.
Yang mungkin malah dia memperluas pengaruhnya ke basis-basis partai Golkar, terutama di luar Jawa. Sebaliknya, Golkar memiliki peluang untuk memperkuat atau memulihkan kekuatan partai di provinsi tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.