Blog

losandes.biz: 11 Contoh Umpatan Bahasa Bali Jangan Diucapkan Sembarangan


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: 11 Contoh Umpatan Bahasa Bali Jangan Diucapkan Sembarangan yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Kosakata Bahasa Bali memiliki beragam jenis dari bahasa alus (kruna alus), bahasa sehari-hari (kruna andap), dan bahasa kasar (kruna kasar). Kruna kasar sering digunakan sebagai umpatan yang ditujukan kepada orang lain.

Umpatan biasa digunakan ketika seseorang merasa kesal dengan orang lain. Berikut ini macam-macam umpatan dalam Bahasa Bali. Kamu perlu mempelajarinya agak paham dan tidak sembarangan digunakan.

Baca Juga: 10 Bahasa Bali Alus Tentang Sifat Seseorang

1. Ndas bedag

Ilustrasi kepala. (unsplash.com/Mitchell Luo)

Ndas berasal dari kata tendas (bahasa kasar) yang memiliki arti kepala. Bedag dari kata bebedag yang berarti anak kuda. Umpatan ini mirip dengan kata “sialan,” “ya ampun,” atau “waduh.”

Baca Juga: 10 Contoh Sesonggan Bahasa Bali, Peribahasa untuk Sindiran

2. Cicing cai atau nyai

anak anjing (unsplash.com/Karsten Winegeart)

Cicing artinya anjing, cai berarti kamu untuk laki-laki, dan nyai untuk perempuan. Kedua kata ini adalah bahasa kasar yang sama dengan umpatan “anjing” dalam Bahasa Indonesia.

3. Jelema lengeh

Ilustrasi orang yang sedang sakit. (unsplash.com/Sharon McCutcheon)

Jelema memiliki arti orang atau manusia, dan lengeh artinya gila. Umpatan ini biasanya ditujukan kepada orang yang berbuat tidak baik. Misalnya sering memukul orang, lalai, ceroboh, dan sejenisnya.

4. Bebangkan

Ilustrasi orang jahat. (unsplash.com/Mehdi MeSSrro)

Bebangkang adalah umpatan yang memiliki makna bedebah.

5. Liunan peta

Ilustrasi Anggota Tubuh (Mulut) (IDN Times/Mardya Shakti)

Liunana peta terdiri dari dua kata. Yaitu liunan yang berarti kebanyakan, dan peta berarti ngomong atau bicara. Peta termasuk Bahasa Bali kasar. Umpatan ini ditujukan kepada orang yang terlalu banyak bicara.

6. Piratane

Foto hanya ilustrasi. (unsplash.com/Sander Sammy)

Piratane adalah bahasa kasar atau umpatan yang berasal dari Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng. Piratane termasuk umpatan yang paling kasar dan diharapkan tidak digunakan karena berhubungan dengan leluhur.

7. Bungut gebuh

ilustrasi bibir (unsplash.com/Guido FuĂ )

Bungut adalah termasuk bahasa kasar di Bali yang berarti mulut. Sedangkan gebuh berarti lembek karena terlalu lama direbus. Bungut gebuh ditujukan kepada orang yang suka membual atau berbohong.

8. Lengeh celeng

Babi. (unsplash.com/Kenneth Schipper Vera)

Umpatan ini dipopulerkan oleh pelawak Bali, Komang Apel. Lengeh memiliki arti bodoh, dan celeng artinya babi. Umpatan ini biasanya ditujukan kepada orang yang kelewat bodoh atau ceroboh, tidak jauh beda dengan penggunaan lengeh buah.

10. Leak iba

Sosok rangda. (unsplash.com/Agto Nugroho)

Umpatan ini khasnya Kabupaten Tabanan. Terdiri dari dua kata, yaitu leak yang berarti leak (ilmu hitam Bali), dan iba adalah kamu. Arti umpatan ini sama dengan “sialan kamu” dalam Bahasa Indonesia.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis.
Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.