Blog

losandes.biz: Ada 7 Makam Tertua di Surabaya Ramai Peziarah Ini Daftarnya


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Ada 7 Makam Tertua di Surabaya Ramai Peziarah Ini Daftarnya yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Surabaya

Surabaya pernah menjadi pusat penyebaran dakwah agama Islam di tanah Jawa. Makam para penyebar agama Islam ini masih bisa jumpai hingga kini.

Meski telah berusia ratusan tahun, namun kondisi sejumlah makam masih terawat bagus. Tak jarang makam tersebut juga ramai dikunjungi peziarah dari berbagai penjuru daerah.

Mereka berziarah untuk mendoakan, napak tilas sejarah Islam atau bahkan mencari berkah di makam-makam tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berikut 7 makam para tokoh penyebar Islam di Surabaya:

1. Makam Sunan Ampel

Sunan Ampel merupakan pemimpin para wali di tanah Jawa. Perjalanannya menyebarkan Islam di Jawa diperkirakan sudah dimulai sejak 1443. Sunan Ampel adalah guru dan pemimpin para wali di tanah Jawa.

Tak heran jika makamnya yang berlokasi di Kecamatan Semampir Surabaya ini tak pernah sepi peziarah dari bebagai daerah. Pemkot Surabaya bahkan telah meresmikan kompleks makamnya sebagai Kawasan Wisata Religi.

2. Sunan Botoputih

Makam Sunan Botoputih juga bersebelahan dengan makam Maulana Mohammad Syaifuddin (Sultan Banten ke XVII-terakhir) yang wafat pada 3 Rajab 1318 H/11 November 1899. “Makamnya bersebelahan (Sunan Botoputih dan Sultan Banten). Keduanya sama-sama tertutup, tapi yang Sultan Banten bisa masuk di ruangan kayunya,” ujarnya.

3. Makam Sunan Bungkul

Nama aslinya adalah Ki Ageng Supo atau Mpu Supo, seorang bangsawan zaman Majapahit. Mpu Supo ini kemudian memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Ki Ageng Masmudin.

Usai memeluk Islam, ia kemudian memutuskan menjadi pendakwah di akhir zaman Majapahit sekitar abad 17. Lokasi makamnya berada di sekitar Taman Bungkul, Darmo Kecamatan Wonokromo.

Tak banyak orang tahu, ternyata Makam Mbah Bungkul ditulis dalam buku Belanda Er Werd Een Stad Geboren pada 1953. Bahkan dalam buku tersebut diterangkan, sejarah Makam Mbah Bungkul tidak boleh diceritakan.

Makam Kiai Ageng Brondong atau Sunan Botoputih/ Foto: Esti Widiyana/detikcom

4. Makam Kiai Al-Habib

Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi diperkirakan lahir pada 1265 H di Kota Khola’ Rasyid, Hadramaut, Yaman. Beliau merupakan salah satu pendakwah di Surabaya.

Makamnya berlokasi di kawasan Jalan Ampel Gubah Kidul nomor 21, Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya.

5. Makam Kiai Sedo Masjid

Nama aslinya adalah Kiai Badrun. Dalam catatan sejarah, Kiai Badrun merupakan amam Masjid Jami’ Surabaya yang ada di kawasan Tugu Pahlawan saat ini. Kia Badrun tewas ditembak Belanda karena menentang pembongkaran masjid untuk keperluan benteng Belanda.

Usai gugur ditembak Belanda, ia dimakamkan di alan Kawatan VIII nomor 12, Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan. Karena gugur ditembak Belanda, ia kemudian diberi gelar Kiai Sedo Masjid.

6. Makam Bupati Pertama Surabaya

Kromodjajan Kanoman merupakan tempat disemayamkannya bupati pertama Surabaya. Makam ini ada di dalam masjid Al-Ihsan di Jalan Jalan Bibis Pesarean, Pabean Cantikan, Bongkaran, Kecamatan. Pabean Cantian, Kota Surabaya.

Di sini, disemayamkan bupati pertama Surabaya di masa pendudukan Belanda hingga para adipati. Kawasan pemakaman ini juga tak pernah sepi dari para peziarah.

7. Makam Sawunggaling

Makam Sawunggaling berada di Jalan Lidah Wetan Gang III, Kompleks Masjid Al-Kubro, Kota Surabaya. Sawunggaling merupakan putra dari Jayenggoro dan Dewi Sangkrah.

Laki-laki yang memiliki nama kecil Jaka Berek ini tinggal bersama ibunya di Kampung Lidah Donowati (kini Lidah Wetan).

Simak Video “Tradisi Ziarah Kubur, Jadi Wisata Religi di Jambi Jelang Ramadan”
[Gambas:Video 20detik]

(abq/fat)