Blog

losandes.biz: Ambisi TikTok Jadi Lapak Jualan di Indonesia


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Ambisi TikTok Jadi Lapak Jualan di Indonesia yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Bandung

Melansir detikINET, langkah dinilai begitu serius karena akan melanjutkan ambisinya untuk menguasai segala bidang, termasuk ranah e-commerce dan pembayaran. Sang CEO, mengumumkan langsung rencana ini menyusul pihaknya akan menginvestasikan miliaran dolar di Indonesia dan seluruh Asia Tenggara .

Dua sumber Reuters yang mengetahui rencana tersebut mengatakan bahwa TikTok, yang dimiliki oleh raksasa teknologi asal China ByteDance, sedang berdiskusi dengan bank sentral Indonesia, dalam hal ini Bank Indonesia (BI) untuk mendapat restu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Seorang juru bicara TikTok mengonfirmasi pada hari Jumat (4/8) bahwa diskusi mengenai hal itu sedang berlangsung. Ia menambahkan bahwa lisensi pembayaran di Indonesia nantinya akan membantu para konten kreator dan UMKM berjualan di platformnya. Sementara itu, perwakilan BI tidak menanggapi permintaan komentar,” demikian laporan yang dikutip dari Reuters.

Mendapatkan lisensi pembayaran, menurut laporan tersebut, akan memungkinkan TikTok mendapatkan keuntungan dari biaya transaksi dan menempatkannya secara langsung dalam persaingan dengan raksasa e-commerce Asia Tenggara seperti Shopee milik Sea dan Lazada milik Alibaba.

TikTok saat ini memiliki 125 juta pengguna Indonesia per bulan, setara dengan angka penggunanya untuk Eropa dan tidak terlalu jauh di belakang AS yang memiliki 150 juta.
Douyin, TikTok versi China yang juga dimiliki oleh ByteDance, memperoleh izin lisensi pembayaran di China pada tahun 2020. Tidak diketahui jelas apakah TikTok telah memperoleh lisensi pembayaran di negara lain di dunia. Menurut Reuters, ByteDance dan TikTok belum memberikan komentar terkait hal ini.

Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta, tahun lalu menyumbang transaksi e-commerce senilai hampir USD 52 miliar, menurut data dari Momentum Works. Dari jumlah itu, 5% terjadi di TikTok, terutama melalui siaran live streaming.

Di Amerika Serikat, TikTok bulan ini berencana meluncurkan platform e-commerce untuk menjual barang-barang buatan China. Kepada Reuters, TikTok mengatakan pihaknya belum ada rencana meluncurkan layanan serupa di Indonesia, mengingat sejumlah pejabat sudah bersuara menyatakan keprihatinan bahwa fitur semacam itu bisa membunuh UMKM lokal dan Indonesia bisa dibanjiri impor buatan China.

TikTok berupaya keras menghadapi kekhawatiran yang semakin besar di AS tentang kemungkinan pengaruh pemerintah China terhadapnya. Pihak Gedung Putih dan banyak pemerintah negara bagian AS telah melarang penggunaan TikTok di perangkat pemerintah.

Sumber : https://inet.detik.com/law-and-policy/d-6861330/tiktok-serius-mau-jadi-lapak-jualan-sedang-urus-izin-ke-bi.

Simak Video “5 Cara FYP TikTok, Dijamin Berhasil!”
[Gambas:Video 20detik]

(ral/tey)