Blog

losandes.biz: BMKG Sebut Gejala Lindu Meningkat Wantiwanti soal Gempa Sesar Opak Jogja


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: BMKG Sebut Gejala Lindu Meningkat Wantiwanti soal Gempa Sesar Opak Jogja yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta

Badan, Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan soal ancaman gempa Sesar Opak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sesar Opak pernah mengakibatkan gempa pada 2006 yang menewaskan 6.234 orang.

Hal ini disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, lewat akun Twitter Humas BMKG (@InfoHumasBMKG), Kamis (3/8/2023).

“Ancaman Sesar Opak di DIY, Kepala BMKG: Mitigasi Harus Terus Dilakukan, Jangan Terputus!” demikian cuitan BMKG.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Aktivitas Sesar Opak sendiri pernah menyebabkan gempa bumi pada 27 Mei 2006 yang menewaskan 6.234 orang,” cuit BMKG.

Aktivitas lindu Sesar Opak meningkat

Dwikorita mengatakan saat ini mulai tampak adanya gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak. Salah satunya gempa dengan magnitudo 6,0 di Kabupaten Bantul pada 30 Juni 2023. Gempa itu hanya menyebabkan kerusakan ringan.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan ketangguhan sangat diperlukan. Negara di ASEAN dapat saling bertukar nilai, ilmu, serta pengalaman terutama terkait kebencanaan yang melibatkan sipil-militer, menuju One ASEAN, One Response.

“Terkait penanggulangan bencana, kita telah bekerjasama dengan seluruh negara yang ada di wilayah ASEAN ini. Semuanya sudah terjalin dengan kokoh dengan saling membantu jika terjadi bencana di negara-negara kawasan Asia Tenggara,” tuturnya.

Simak juga ‘Saat BMKG Ingatkan Potensi Gempa M 8,7 Akibat Megathrust Selatan Yogyakarta’:

[Gambas:Video 20detik]

(dnu/dhn)