Blog

losandes.biz: Elektabilitas Golkar Turun Dinilai Minim Figur Capres dan Terobosan


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Elektabilitas Golkar Turun Dinilai Minim Figur Capres dan Terobosan yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Penurunan elektabilitas Partai Golkar dinilai terjadi karena persoalan dalam kaderisasi dan minim terobosan politik sehingga kurang dilirik calon pemilih.

Menurut analisis Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro, penurunan elektabilitas Partai Golkar salah satunya diakibatkan oleh proses kaderisasi yang belum bisa mencetak figur tokoh politik yang unggul dari sisi pamor diri dan mampu mengerek popularitas partai.

“Secara personal, Golkar gagap melahirkan figur baik dalam konteks ketua umum maupun capres yang potensial,” kata Agung dalam keterangannya seperti dikutip pada Selasa (25/7/2023).

Baca juga: Soal Isu Munaslub Golkar, Bamsoet: Itu Domain Ketua Umum

Agung mengatakan, kekurangan itu bisa terlihat dan tercermin dari figur-figur ketua umum Partai Golkar yang terpilih, maupun kandidat calon presiden yang diusung dari beberapa pemilihan presiden.

Di sisi lain, Agung menilai Partai Golkar belum memperlihatkan keunggulan dalam hal strategi pemenangan secara optimal terkait pemilihan umum dan Pilpres.

Padahal, kata Agung, hal itu menjadi ironi sejumlah kader Golkar saat ini berada dalam kabinet menjabat sebagai menteri dan menteri koordinator.

Baca juga: Bahlil Mengaku Masih Kader Golkar meski Tak Punya Jabatan Struktural

Penurunan elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu terungkap melalui hasil jajak pendapat lembaga survei Indikator Politik Indonesia, yang dipaparkan pada Minggu (23/7/2023).

Meski sempat mendapatkan elektabilitas 16 persen suara pada 2020 dan 15 persen pada 2020, dukungan Golkar merosot tajam pada 2023.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, elektabilitas Golkar yang semula dua digit kini tinggal satu digit.

“Terakhir tinggal 9,2 persen, tinggal 1 digit,” kata Burhanuddin dalam konferensi pers di YouTube Indikator Politik Indonesia, Minggu (23/7/2023).

Burhanuddin mengatakan, data itu mengacu pada hasil survei yang digelar pada 20-24 Juni 2023 dengan cara wawancara tatap muka.

Menurut Burhanuddin, berdasarkan hasil survei melalui wawancara via telepon, elektabilitas Golkar lebih rendah yakni sekitar 6-7 persen.

“Tapi juga lupa survei telepon hanya mewakili kelompok yang punya HP,” tutur Burhanuddin.

Burhanuddin menuturkan, wawancara tatap muka merupakan “golden standard” karena responden tidak terbatas pada kelompok masyarakat yang memiliki ponsel.

Meski demikian, sekalipun menggunakan wawancara tatap muka pada kenyataannya elektabilitas Golkar tetap merosot.

Baca juga: Elektabilitas Golkar Merosot, Luhut: Harus Diperbaiki Enggak Bisa Cuma Ditangisi

“Berdasarkan survei tatap muka sekalipun di mana yang tidak punya HP juga terekrut dalam sampel kita elektabilitas Golkar juga menurun,” kata Burhan.

Survei Indikator Politik dilakukan terhadap 1.220 responden dari seluruh provinsi dengan usia minimal 17 tahun atau sudah bisa mengikuti pemilu.

Responden dipilih dengan metode simple random sampling. Margin of error dari survei ini sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Di sisi lain, kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar yang juga menjabat Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga digoyang oleh sejumlah kader senior yang tidak puas terhadap kepemimpinannya.

Baca juga: Pengamat: Wacana Munaslub Golkar Bisa Semakin Kencang, apalagi Pak Airlangga Diperiksa Kejagung

Hal itulah yang juga dinilai menjadi salah satu faktor pemicu gejolak di tubuh Partai Golkar.

Sejumlah politikus senior Golkar mendesak digelarnya musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).

Mereka mengkritik kepemimpinan sang Airlangga yang dianggap belum mampu mengerek elektabilitas diri dan partai buat bersaing dalam bursa bakal calon presiden 2024.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.