Blog

losandes.biz: Golkar tidak akan Dukung Anies Baswedan


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Golkar tidak akan Dukung Anies Baswedan yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA – Arah dukungan Partai Golkar dalam Pilpres 2024 semakin mengerucut. Meski belum menentukan akan mendukung calon yang ada atau membentuk poros koalisi sendiri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memastikan tidak akan mendukung bakal capres Anies Baswedan.

“Itu sangat benar,” kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/8/2023). Saat kembali ditanya wartawan, Airlangga pun memastikan tidak akan mendukung mantan gubernur DKI Jakarta tersebut pada pilpres mendatang. “Benar (tidak mendukung Anies),” ujar dia.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani berbincang seusai melakukan pertemuan di kediaman Airlangga, di Jakarta, Kamis (27/7/2023). – (Republika/Prayogi)

Lebih lanjut, Airlangga juga merespons pernyataan mantan ketua umum Partai Golkar Jusuf Kalla yang menyebut Golkar terlalu bergantung pada penguasa dalam kebijakan politiknya. Menurut Airlangga, Golkar merupakan partai yang besar yang juga memiliki langkah sendiri. “Golkar itu organisasi dan partai besar. Tentu kita punya langkah-langkah sendiri. Tunggu dari Golkar,” kata dia.

Ia pun menambahkan, kerja sama dengan partai lain justru diperlukan agar Golkar bisa maju dalam pilpres. Saat ini, ia mengaku sedang menyiapkan langkah terakhir Partai Golkar dalam menentukan arah politiknya. “Langkah chapter terakhir. Sekarang sudah masuk chapter terakhir,” ujarnya. Airlangga lantas berlalu tanpa menjelaskan lebih detail maksudnya.

Belum adanya keputusan dari DPP Partai Golkar dalam menentukan koalisi pada Pemilu 2024 dikritik JK yang juga sesepuh partai berlambang beringin tersebut. JK menilai ada pengambilan keputusan yang telat dari Ketua Umum Airlangga Hartarto. “Golkarnya sendiri agak telat sebenarnya mencari atau sangat tergantung kepada penguasa untuk menentukan koalisi-koalisinya,” ujar JK.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) seusai pertemuan di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/4/2023). – (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

JK juga mengkritik pimpinan Golkar yang tak berani segera mengambil sikap terhadap kontestasi nasional mendatang. Partai Golkar dan sejumlah partai politik saat ini dinilainya memiliki terlalu banyak pertimbangan untuk mengambil sikap. “Ini secara demokratis, ini berbahaya kalau begini, partai sendiri tidak mandiri seperti itu. Nah, apabila partai diganggu, makin kacau politik ini,” ujar JK.

Di sisi lain, gejolak di tubuh Partai Golkar untuk mendongkel Airlangga Hartarto dari kursi ketua umum terus menghangat. Di tengah wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub), wakil presiden ke-10 dan ke-12 itu menyebut ongkos politik untuk bisa jadi penguasa Golkar bisa mencapai Rp 600 miliar. “Kalau sekarang Anda (ingin) menjadi ketua (umum) Golkar, jangan harap kalau Anda tidak punya modal Rp 500-600 miliar,” kata dia.

Kapuspenkum Kejaksaan Agung Ketut Sumedana (tengah) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kanan) menyampaikan konferensi pers usai menjalani pemeriksaan di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (24/7/2023). – (Republika/Putra M. Akbar)

JK juga menegaskan sangat tak setuju dengan wacana munaslub, apalagi jika tujuannya adalah menggeser Airlangga dari kursi ketua umum partai berlambang pohon beringin itu. “Karena itu (munaslub) akan lebih menurunkan marwahnya Golkar,” ujar JK.

Di tengah isu munaslub saat ini, ia mengimbau agar seluruh elemen Partai Golkar solid di bawah kepemimpinan Airlangga. Khususnya untuk menghadapi Pemilu 2024 yang kurang dari tujuh bulan lagi. “Jangan Golkar dilibatkan situasi yang sulit, jadi siapa pun yang harus memahami itu, bahwa ini soal organisasi harus bersatu,” ujar JK.

Partai Golkar, kata JK, adalah salah satu partai tertua di Indonesia yang sudah berpengalaman menghadapi situasi sulit seperti saat ini. Ia juga berpesan, Partai Golkar sebagai partai besar juga harus mampu mengusung kadernya pada Pilpres 2024. “Karena partai besar, dia mempunyai juga kemampuan ataupun hak. Partai kedua terbesar mempunyai semacam kemampuan untuk meningkatkan suara nomor satu, apabila jadi (calon) wakil (presiden) gitu kan,” ujar JK.

Elektabilitas bakal capres 2024. – (Republika)

“Semua masih proses, namanya kerja sama harus menguntungkan kedua belah pihak, ini kan kerja sama politik,” ujar Mekeng yang merupakan anggota tim teknis dari Partai Golkar.