Blog

losandes.biz: Jelajah Petani Milenial Juara Simak Lagi Cerita Ridwan Kamil Gulirkan Program Petani Milenial


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Jelajah Petani Milenial Juara Simak Lagi Cerita Ridwan Kamil Gulirkan Program Petani Milenial yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Bisnis.com,BANDUNG—Acara West Java Food & Agriculture (WJFA) 2020 menjadi titik awal Program Petani Milenial diperkenalkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kepada publik.

“Ternyata jual padi dan gabahnya Rp7.000 ke tengkulak, di jual di kota Rp12.000. Yang menikmati Rp5.000 nya orang-orang di tengah tengah yang tidak berkeringat. Jadi sistem perdagangan harus diperbaiki,” tuturnya.

Karena itu pihaknya berencana akan me-launching Program Petani Milenial awal 2021 mendatang. Sebelum program diluncurkan pihaknya memerintahkan Sekda Jabar bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk mendata lahan-lahan nganggur yang ada di Jawa Barat.

Lahan tersebut bisa milik pemerintah, BUMN hingga swasta. Nantinya, lahan ini akan dipinjamkan negara untuk program petani milenial. Program ini juga nantinya akan memiliki rantai pasok yang terjaga dimana hasil pertanian akan disalurkan oleh pemerintah pada offtaker.

Ditarget mencetak 1.000 petani milenial, Ridwan Kamil memastikan akan ada seleksi tersendiri bagi para peserta. Pihaknya belum menargetkan raihan statistik mengingat pada 2021 baru merupakan tahun edukasi agar anak muda mau menjadi petani milenial.

“Kami tidak menargetkan dulu kontribusi secara statistik, 2021 itu tahun kesadaran, kalau kamu lulus dari uniersitas tidak usah ke Bandung dan Jakarta di desa bisa. Nanti kita hitung. Tahun edukasi, berapa luasnya kita kontrol dulu tanah provinsi, gabung dengan tanah BUMN seperti milik Perhutani. Jawa Barat ada lahan ratusan hektare yang bisa dijadikan Program Petani Milenial,” ungkapnya.

Miskin Regenerasi

“Dalam mendistribusikan hasilnya lewat e-commerce dan pembiayaan lewat digital banking. Linked juga dengan industri pengolahan, makanan dan miunman, pelibatan generasi muda ini berperan aktif sebagai usaha bernilai ekonomi tinggi,” ujarnya.

Berdasarkan hasil survei pertanian antar sensus (sutas) 2018 yang dilakukan Badan Pusat Statistik, jumlah petani di Jabar mencapai 3.250.825 orang. Dari jumlah tersebut, petani yang berusia 25-44 tahun hanya 945.574 orang atau 29 persen. Kondisi tersebut tentu memberikan efek domino bagi sektor pertanian di Jabar.

Dipersiapkan dalam waktu kurang lebih tiga bulan oleh sejumlah organisasi perangkat dinas (OPD), program ini resmi diluncurkan pada Maret 2021. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Kick-Off Program Petani Milenial. Peresmian itu ditandai dengan penyematan apron kepada perwakilan petani milenial di Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (26/3/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google
News