Blog

losandes.biz: Menelisik 5 Budaya Unik yang Hanya Ada di Bali


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Menelisik 5 Budaya Unik yang Hanya Ada di Bali yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

TABLOIDBINTANG.COM – Sejarah mencatat, Bali memiliki dunia kecil dengan kekayaan tradisi, adat, legenda, serta seni yang menjadi epitome istimewa. Semua itu pun tak terluput dari keberadaan agama Hindu di pulau dewata. Seluruhnya saling terkait, memengaruhi, dan membangun kebudayaan daerah Bali. Lantas, budaya apa saja yang ada di Pulau Bali? Yuk, cari tahu di sini!

1. Upacara Ngaben

Upacara Ngaben merupakan bagian dari ajaran agama Hindu. Tradisi ini bertujuan untuk menyucikan arwah orang meninggal. Bentuknya berupa pembakaran jenazah yang diletakkan dalam sebuah wadah. Setelah menjadi abu, pihak keluarga melarungkan ke laut atau sungai sebagai tanda melepaskan jiwa agar bersatu dengan Sang Pencipta.

Ada lima bentuk upacara Ngaben, yaitu Ngaben Sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana, Swasta, Ngelungah, dan Warak Krunon. Untuk prosesi kremasi jenazah yang masih utuh, pihak keluarga melakukan Ngaben Sawa Wedana. Jika pernah dikubuh sebelumnya, disebut Ngaben Sawa Wedana. Sementara itu, Swasta diterapkan kalau mayat tidak ditemukan. Khusus anak-anak dan bayi, diadakan upacara Ngelungah atau Warak Krunon.

2. Gebug Ende Seraya

Sewaktu kecil dulu, pernahkah Anda dipukul menggunakan rotan? Pasti terasa sakit, bukan? Namun, bagi pelaku tradisi Gebug Ende Seraya, rasa itu harus diabaikan. Pasalnya, budaya ini mesti dilakoni supaya turun hujan.

Biasanya, Gebug Ende Seraya diadakan pada musim kemarau di Desa Seraya. Masyarakat setempat memercayai bahwa tradisi tersebut mampu menghentikan kekeringan di kampong mereka. Apalagi, dilihat dari letak geografisnya, Desa Seraya tergolong kawasan tandus dan kering.

Gebug Ende dilakukan dengan cara mempertarungkan dua orang. Masing-masing membawa senjata berupa rotan dan sebuah pelindung. Uniknya, wasit tidak pernah mengumumkan pemenangnya ketika akhir acara. 

3. Ritual Pengerebongan

Biasanya, saat itu, beberapa Mangku dan Bhatara mengalami kerasukan makhluk halus. Mereka menjerit, kadang menangis, dan menari seiring alunan musik. Hal yang paling mengerikan ketika salah satu dari orang tersebut menebaskan pedang ke tubuhnya. Meski begitu tak satu bagian pun terluka atau berdarah.

4. Tradisi Trunyan

Ada sebuah tradisi unik di Desa Trunyan, Bali, yang disebut Mepasah. Dalam Mepasah, jenazah tidak dikuburkan, melainkan dibiarkan terbaring di atas tanah. Uniknya, mayat tersebut hanya dibatasi pagar bambu sehingga bisa terlihat jelas. 

Meski tempat tersebut penuh mayat, sama sekali tidak tercium aroma busuk. Pasalnya, di sana terdapat pohon taru menyan yang mampu menyerap bau. Usia pohon ini sudah ribuan tahun sehingga akarnya sangat kokoh. 

Konon, sebelum tradisi Mepasah diterapkan, pohon taru menyan kerap mengeluarkan bau menyengat. Setelah warga meletakkan mayat di bawahnya, aroma tersebut tiba-tiba menghilang. Percaya atau tidak, jumlah jenazah yang ditaruh pun tidak boleh melebihi 11 orang, pernah menikah, serta proses kematiannya wajar.

5. Tradisi Mekotek

Hindu dan adat Mekotek merupakan dua hal yang saling berkaitan. Tradisi tersebut diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur penganut Hindu di Bali. Ritualnya diselenggarakan seusai Hari Raya Kuningan di Desa Munggu. Tujuan pelaksanaan tradisi ini adalah untuk menolak bala, menetralkan aura negatif, serta menyatukan umat.

Ritual dimulai dengan acara jalan kaki mengelilingi Desa Munggu. Masing-masing peserta membawa tongkat berbahan bambu. Setelah itu, mereka menyusun tongkat hingga membentuk piramida. Saat susunan tersebut tampak kuat, seseorang naik ke atasnya. Sementara itu, orang-orang yang memegang tongkat harus menahan agar susunan tidak runtuh.

Demikian ulasan mengenai 7 tradisi unik yang ada di Bali. Anda penasaran dengan atraksinya? Mulai sekarang, booking tiket pesawat promo Lion Air secara online. Supaya lebih cepat dan praktis, lakukan pemesanan lewat website Airy.

Yuk, jelajahi keunikan Bali!