Blog

losandes.biz: Pandangan Muhammadiyah di Kasus Rocky Gerung hingga Arah Politik di 2024


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Pandangan Muhammadiyah di Kasus Rocky Gerung hingga Arah Politik di 2024 yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jogja

“Ya kan pak Rocky Gerung sendiri menempatkan pada dua perspektif kan, dia siap dalam perspektif hukum untuk menjalani. Tapi juga dia ingin menjelaskan dalam perspektif kritik sebagai sebuah kegiatan intelektual,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir di kampus UMY, Kasihan, Bantul, Minggu (6/8/2023).

Maka dari itu, Haedar menilai pentingnya melakukan dialog dalam menyelesaikan masalah. Di samping itu, Haedar meminta kasus Rocky menjadi kesempatan bagi semua pihak untuk introspeksi.

“Saya pikir kita berbangsa bernegara itu harus terus saling berdialog. Nah, lebih dari itu, berbagai kasus yang terjadi di Indonesia ini harus menjadi introspeksi untuk semuanya,” ucapnya.

“Apakah kita berbangsa bernegara mengelola negara sudah sesuai konstitusi, cita-cita kenegaraan, kebangsaan para pendiri bangsa dan kemaslahatan rakyat yang terbesar. Karena kan politik berbangsa bernegara itu kompleks,” lanjut Haedar.

Tidak hanya itu, Haedar juga meminta kepada pada elite agar semakin bijaksana, cerdas, menunjukkan jiwa kenegarawanan dan menempatkan kepentingan bangsa, negara dan persatuan di atas segalanya. Pasalnya, Indonesia sudah merdeka lebih dari setengah abad dan tahun ini memasuki 78 tahun kemerdekaannya.

“Saya pikir, oke, dalam dinamika bangsa ada polemik, ada perbedaan, ada dinamika. Tetapi kita harus semakin dewasa setelah kita tahun ini 78 tahun merdeka,” katanya.

Haedar mengungkapkan, bahwa Muhammadiyah memandang politik dalam dua ranah, yakni politik praktis, politik perjuangan kekuasaan yang dilakukan partai politik (parpol). Politik tersebut, kata Haedar, adalah bagaimana meraih kekuasaan, menjadikan kekuasaan untuk memajukan bangsa dan negara.

“Selanjutnya ada ranah politik kebangsaan lewat pembinaan masyarakat. Nah, Muhammadiyah sejak berdirinya memang punya garis kita tidak masuk ke politik praktis tapi politik kebangsaan,” katanya kepada wartawan.

Oleh sebab itu, menghadapi Pemilu 2024 Muhammadiyah tidak menjadi partisan politik. Akan tetapi, Muhammadiyah mendorong kader-kadernya untuk terlibat dalam berbagai ranah, salah satunya parpol.

Selengkapnya baca di halaman berikutnya….