Blog

losandes.biz: Pantun Sindiran PKB untuk Prabowo Subianto Lu 11 aku 12 Lu Enggak Jelas Gue Lepas


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Pantun Sindiran PKB untuk Prabowo Subianto Lu 11 aku 12 Lu Enggak Jelas Gue Lepas yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

KKIR merupakan koalisi gabungan antara PKB dengan Partai Gerindra.

PKB berpendapat, karena Gerindra sudah mendapat jatah calon presiden, maka PKB seharunya mendapat jatah wakil presiden karena koalisi ini dibangun oleh dua partai.

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengirim sinyal kuat, jika Gerindra tidak jelas, PKB akan pergi dari koalisi.

Hal tersebut Jazilul sampaikan dalam acara talkshow bertajuk “Gus Imin Pilih Siapa?” di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2023).

Jazilul mengatakan, mereka mengalami cinta lokasi (cinlok) dengan Gerindra. Walhasil, ketika bertemu, PKB dan Gerindra menandatangani kesepakatan membentuk KKIR untuk menghadapi Pemilu 2024.

“Tapi yang jelas, kerja sama dengan Gerindra terjadi ketika Gerindra bergabung dengan pemerintahan Pak Jokowi periode akhir bersama PKB. Di pilpres belum pernah sama sekali.

Tapi, sejak Agustus, kita sudah teken kontrak dengan yang baru, yang history-nya enggak terlalu lama,” ujar Jazilul.

Jazilul menilai, Gerindra selaku partai yang termasuk baru belum terlalu paham cara menghadapi pilpres.

“Karena memang enggak tahu caranya. Masih baru, belum tahu caranya, bagaiaman cara, belum paham caranya. Sudah 11 bulan kok belum saja,” ujar dia.