Blog

losandes.biz: Pemerintahan Demokratis Menjamin HAM


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Pemerintahan Demokratis Menjamin HAM yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Latuharhary – Koordinator
Subkomisi Penegakan HAM, Amiruddin, mengemukakan keterkaitan antara demokrasi
dan HAM pada acara diskusi media yang diselenggarakan di ruang media center
Komnas HAM pada Jumat (09/08/19).

Menurut Amir,
demokrasi dan HAM merupakan dua hal yang saling berkaitan karena HAM hanya akan
terealisasi dalam pemerintahan yang demokratis yang  menghormati dan melindungi terhadap HAM setiap
warga negaranya.

 “Jika diumpamakan, demokrasi dan HAM itu
ibarat dua sisi mata uang yang sama, tidak bisa hanya satu sisi yang maju,
tetapi keduanya beriringan dan saling melengkapi”, ungkap Amir.

Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan HAM bergantung pada kualitas
demokrasi sebuah Negara, jika demokrasi suatu Negara maju maka maju pula
pelaksanaan HAM di Negara tersebut. Amir pun menghimbau untuk melindungi
demokrasi dan HAM dari pikiran-pikiran yang membahayakan eksistensi keduanya.
“Demokrasi dan HAM harus diselamatkan dari pikiran dan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab, khususnya di Indonesia yang antara demokrasi dan HAM belum
berjalan seimbang”, lanjut Amir.

Sedangkan David
Krisna Alka selaku peneliti senior MAARIF
Institute for Culture and Humanity
berpendapat jika proses demokrasi dan
HAM erat kaitannya dengan generasi muda. “Berbicara demokrasi tak lepas dari
dunia politik, semestinya pemilu kemarin menjadi momen penting bagi generasi
muda memperbaiki demokrasi di Indonesia termasuk mengubah sirkulasi politik
saat ini yang masih didominasi oleh elit politik lama”, pungkas David.

Generasi muda
merupakan penggerak perubahan dalam demokrasi, namun pada kenyataannya
regenerasi kepemimpinan politik di Indonesia berjalan lambat. Pada kesempatan
ini David mengajak generasi muda untuk peduli terhadap politik dan HAM yang ada
di Indonesia. “Inilah saatnya seluruh generasi politik muda Indonesia untuk
unjuk peduli dalam soal kemanusian, unjuk bersih, dan unjuk prestasi dalam
politik untuk kebaikan publik”, ajak David. (Ratih/ibn)