Blog

losandes.biz: Perang Ukraina Mengapa Rusia ngotot merebut Pulau Ular dan Ukraina gigih mempertahankannya


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Perang Ukraina Mengapa Rusia ngotot merebut Pulau Ular dan Ukraina gigih mempertahankannya yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

  • Sophie Williams di Lviv dan Paul Kirby
  • BBC News

Sumber gambar, PLANET LABS PBC

Keterangan gambar,

Rusia mengklaim Ukraina telah berusaha – dan gagal – untuk merebut kembali Pulau Ular namun Inggris mengatakan pertempuran belum berakhir.

Sejak awal invasi Rusia ke Ukraina, Pulau Ular mendapat status vital dan hampir mistis dalam perang.

Rusia mengklaim Ukraina mengalami kerugian besar dalam upaya yang gagal untuk merebut kembali pulau tersebut, termasuk pasukan khusus, pesawat tempur, helikopter, dan pesawat tak berawak.

Pertempuran belum berakhir dan Rusia berulang kali berusaha memperkuat garnisunnya yang terekspos, kata intelijen kementerian pertahanan Inggris.

Pulau Ular atau Zmiinyi berukuran tak sampai satu kilometer persegi dan tidak ada ular di sana.

Tetapi juga tidak diragukan lagi, bahwa pulau itu penting untuk mengendalikan Laut Hitam bagian barat.

“Jika pasukan Rusia berhasil menduduki Pulau Ular dan mengatur sistem pertahanan udara jarak jauh mereka, mereka akan mengendalikan laut, darat, dan udara di bagian barat laut Laut Hitam dan di selatan Ukraina,” kata pakar militer Ukraina Oleh Zhdanov kepada BBC.

Itulah sebabnya kapal laut andalan Rusia, Moskva, berlayar ke sana beberapa jam setelah dimulainya perang, dan menyerukan tentara Ukraina di pulau itu untuk menyerahkan diri.

“Saya sarankan Anda meletakkan senjata dan menyerah demi menghindari pertumpahan darah dan korban yang tidak perlu. Jika tidak, Anda akan dibom,” kata seorang perwira Rusia di kapal Moskva.

Tentara Ukraina menanggapi dengan tegas “kapal perang Rusia, pergi sana,” dalam bahasa yang jauh lebih kasar.

Pulau itu berhasil direbut tetapi beberapa minggu kemudian Moskva tenggelam.

Kehilangan Moskva berarti tidak ada lagi yang melindungi kapal-kapal pasokan Rusia ke pulau itu, kata Inggris, meskipun, jika Rusia dapat mengkonsolidasikan posisinya, mereka bisa mendominasi sebagian besar Laut Hitam.

Ancaman terhadap Ukraina, tetangganya, dan NATO

Kehadiran Rusia yang semakin kuat di Pulau Ular bisa menjadi bencana bagi Ukraina, secara strategis maupun ekonomi.

Ini juga akan memberi pasukan Rusia kesempatan untuk masuk ke Transnistria, wilayah Moldova yang memisahkan diri di bawah kendali Rusia yang terletak di sebelah Ukraina dan tidak jauh dari Odesa.

Analis angkatan laut Inggris Jonathan Bentham percaya sistem rudal udara S-400 Rusia di pulau itu akan menjadi “pengubah situasi”.

Jika Rusia mampu mengerahkan sistem rudal, Odesa tidak hanya akan berada di bawah ancaman, tetapi sisi selatan wilayah NATO juga ikut terancam, demikian peringatan sejarawan Rumania Dorin Dobrincu.

“Ini sangat penting bagi pemerintah dan rakyat Rumania tetapi juga untuk seluruh aliansi. Rusia akan memiliki kapasitas untuk menghancurkan kota-kota dan kemampuan militer di timur wilayah kami.”

NATO memperkuat perbatasan Rumania sejak awal perang, mengirim pasukan Belgia dan Prancis.

Tetapi ada risiko ekonomi utama juga untuk Rumania. Pulau Ular terletak dekat dengan mulut Sungai Danube, yang menggambarkan perbatasan Rumania dengan Ukraina.

Pelabuhan Rumania di Laut Hitam, Constanta, tidak begitu jauh dari selatan dan telah menampung kapal-kapal kontainer yang tidak lagi dapat berlayar ke Odesa.

Sumber gambar, Ukraine Postal Service

Keterangan gambar,

Keberanian prajurit Ukraina yang ditangkap di Pulau Ular akhir Februari lalu diperingati dalam bentuk gambar perangko.

Analis militer-politik Rusia, Alexander Mikhailov mengatakan pasukan di Pulau Ular bisa berada dalam posisi untuk mengendalikan lalu lintas di barat laut Laut Hitam dan delta Sungai Danube – pintu gerbang Eropa tenggara.

Lembaga Euro-Atlantic Resilience Centre di Rumania percaya Rusia dapat memutuskan untuk mencaplok pulau itu dan mengendalikan sebanyak mungkin rute logistik di Laut Hitam menuju Bosphorus di Turki.

Ketika Rumania berada di bawah pengaruh Soviet sampai 1989, Bukares menerima pengaturan tersebut.

Setelah komunisme jatuh, Ukraina mengambil alih dan akhirnya pada tahun 2009 Mahkamah Internasional menyusun batas teritorial pulau tersebut, memberi Rumania hampir 80% landas kontinen Laut Hitam di dekat pulau itu, dan Ukraina sisanya.

Pulau Ular tidak hanya berguna secara strategis, karena bagian dari Laut Hitam ini kaya akan sumber daya hidrokarbon – sehingga keputusan Den Haag berarti kedua negara itu memiliki cadangan minyak bumi dan gas.

Ini mungkin tampak seperti gumpalan batu kecil yang tidak begitu berharga, tetapi keberadaannya termasuk vital dalam perang ini.