Blog

losandes.biz: 4 Kebohongan Ferdy Sambo dalam Kasus Pembunuhan Brigadir Joshua


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: 4 Kebohongan Ferdy Sambo dalam Kasus Pembunuhan Brigadir Joshua yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

SUARA DENPASAR – Kasus pembunuhan Brigadir Joshua membuka kebohongan demi kebohongan yang dilakukan oleh tersangka, Irjen Ferdy Sambo.

Sebagaimana diketahui, Sambo telah ditetapkan tersangka dalam kasus Brigadir Joshua itu. Sambo merupakan tersangka yang menyuruh Bharada E mengeksekusi Brigadir Joshua.

Dari catatan Suara.com, ada 4 kebohongan yang dilakukan Sambo, sejak kasus ini terungkap. Kebohongan itu dilakukan untuk menutupi kejahatannya.

Berikut adalah ulasannya. 

Baca Juga:KELAS KAKAP? Kasat Narkoba Selain Edarkan Sabu Juga Pernah Antar 2.000 Inek ke Bandung

1. Tidak ada baku tembak

Namun, fakta yang terjadi di TKP, menurut Kapolri, Ferdy Sambo memerintah Bharada E untuk menembak Brigadir J.

“Tim Khusus menemukan peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap Saudara J, hingga meninggal dunia, yang dilakukan oleh RE (Bharada E) atas perintah saudara FS (Ferdy Sambo),” kata Kapolri.

Kebohongan ini terungkap berkat keterangan Bharada E yang telah mengajukan diri sebagai justice collaborator.

2. Mengaku tak ada di lokasi kejadian

Saat kasus ini muncul ke permukaan, keterangan pertama yang muncul yaitu Ketika baku tembak itu terjadi, Ferdy Sambo mengaku tidak ada di tempat kejadian perkara karena sedang melakukan tes PCR sepulang dari Magelang, Jawa Tengah.

Sambo mengaku baru mengetahui peristiwa baku tembak di rumahnya tersebut setelah ditelepon oleh istrinya, Putri Candrawathi.

Namun belakangan, diketahui bahwa Ferdy Sambo ada di lokasi kejadian, dan bahkan Sambo lah yang memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J.

3. Tak ada pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo

Ketika awal kasus ini mencuat, alibi mengenai pelecehan seksual begitu mengemuka dan seakan menjadi motif utama.

Pelecehan seksual itu disebut-sebut dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi. Hal itu pula yang beberapa kali disebut oleh kuasa hukum Putri Candrawathi.

Namun dugaan adanya pelecehan seksual itu pada akhirnya gugur setelah gelar perkara dalam kasus kematian Brigadir J dilakukan.

4. CCTV dalam keadaan rusak

Satu lagi kebohongan Irjen Pol Ferdy Sambo adalah terkait dengan keberadaan dan kondisi CCTV di tempak kejadian perkara (TKP). CCTV di rumah dinas Ferdy Sambo itu disebut mati karena dekodernya rusak.

Sumber: Suara.com