Blog

losandes.biz: BMKG Ingatkan 4 Bahaya Petaka El NIno Ini Dia


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: BMKG Ingatkan 4 Bahaya Petaka El NIno Ini Dia yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, kekeringan di musim kemarau tahun ini akan lebih parah jika dibandingkan musim kemarau tahun 2020, 2021, dan 2022. Namun, tidak lebih parah dari musim kemarau tahun 2015, dan kemungkinan sama seperti musim kemarau tahun 2019.

Dan, El Nino. Yaitu, fenomena anomali kenaikan suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur. Yang mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik Tengah dan Timur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Jabodetabek termasuk wilayah yang intensitas curah huajnnya rendah, bahkan sangat rendah. Warnanya (pemetaan) itu sampai cokelat kehitaman. Intensitas curah hujan diprediksi akan sangat rendah,” katanya dalam Profit CNBC Indonesia, Jumat (4/8/2023).

“Intensitas curah hujan bulanan diprediksi akan sangat rendah. Tentunya akan berdampak pada kekeringan yang cukup serius kalau tidak ada mitigasi atau antisipasi tepat. Demikian juga Jawa secara umum,” terangnya. 

BMKG merilis, hasil monitoring hingga pertengahan Juli 2023 menunjukkan, 63% dari zona musim telah memasuki musim kemarau.

Di mana, pemantauan 10 hari terakhir Juli 2023, indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan nilai sebesar positif 1,14 yang mengindikasikan intensitas El Nino terus menguat, sejak awal Juli.

Lalu apa saja efek bahaya El Nino?

– Kekeringan Ekstrem

Menurut Dwikorita, fenomena El Nino dan IOD Positif saling menguatkan sehingga membuat musim kemarau tahun ini jadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah.

“Jika biasanya curah hujan berkisar 20 mm per hari, maka pada musim kemarau ini angka tersebut menjadi sebulan sekali atau bahkan tidak ada hujan sama sekali,” ujarnya.

Fachri menambahkan, sejumlah daerah di Indonesia akan mengalami dampak akibat El Nino.

Yaitu sebagian besar wilayah Sumatra seperti Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung. Seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

Daerah-daerah tersebut diprediksi akan mengalami curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami musim kering yang ekstrem.

“Prakiraan curah hujan bulanan BMKG menunjukkan sebagai besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan kategori rendah bahkan sebagian lainnya akan mengalami kondisi tanpa hujan sama sekali hingga Oktober nanti,” katanya.

“Dan kalau ada hujan kan, polusi udara itu tercuci. Sekarang hujan semakin jarang, maka polusi akan semakin terasa terutama di malam hari saat menjelang pagi. Ini kita bisa lihat, nggak ada awan tapi langit nggak biru dan mendung. Dikhawatirkan ini adalah haze akibat polusi, ini perlu diwaspadai,” tambah Dwikorita.

“Tapi suhu sampai 35 derajat Celcius bagi tubuh itu sudah menimbulkan masalah, jadi harus diantisipasi,” katanya.

“Waspadai kenaikan suhu tinggi yang bisa mengganggu kesehatan tubuh,” kata Dwikorita.

– Kebakaran Hutan dan Lahan

Dwikorita mengatakan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi kewaspadaan utama saat El Nino atau kemarau ekstrem terjadi. Karena itu, ujarnya, sejak Februari 2023, pemerintah, terutama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah intensif mengimbau pemerintah daerah melakukan antisipasi. 

“Karena, saat seperti ini, tanpa disulut api pun, bisa terjadi kebakaran. Angin kencang, ranting kering bergesekan, dan memicu kebakaran. Apalagi kalau sampai ada yang buang puntung rokok,” katanya. 

“Yaitu, mendorong awan bibit hujan turun di daerah yang potensi kebakaran, seperti yang masih kita lakukan di Kalimantan saat ini. Karena masih ada hujan,” kata Dwikorita.

[Gambas:Video CNBC]

Bukan Menakuti, RI Dihantam Cuaca Ekstrem, Catat Waktunya!

(dce/dce)