Blog

losandes.biz: Cerita WNI di Ukraina di tengah kekhawatiran Rusia segera menyerbu Kami dikasih peta bunker untuk keamanan


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Cerita WNI di Ukraina di tengah kekhawatiran Rusia segera menyerbu Kami dikasih peta bunker untuk keamanan yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Rusia mengatakan menarik sebagian pasukan dari dekat Ukraina setelah pengerahan sekitar 100.000 tentara menimbulkan kekhawatiran invasi akan segera terjadi.

Namun kementerian pertahanan Rusia mengatakan latihan skala besar akan tetap berlanjut dan bahwa sebagian unit tentara akan ditarik ke markas. Rusia selalu menyangkal akan melakukan penyerbuan.

Tidak ada kepastian dari penarikan ini dan negara-negara barat bersikap hati-hati atas pengumuman ini.

Lebih dari selusin negara termasuk Inggris dan Amerika Serikat, mendesak warga mereka untuk meninggalkan Ukraina.

Sumber gambar, Anadolu Agency.

Keterangan gambar,

Pengerahan pasukan Rusia di dekat Ukraina menimbulkan kekhawatiran akan terjadi penyerbuan.

Marta Yuzkiv termasuk salah seorang yang ikut bersiap membela negaranya sebagai tentara cadangan walaupun ia mengatakan tidak ingin perang.

“Kami termasuk bagian dari tim pertahanan teritorial, kami harus mempertahankan kota tempat tinggal kami, gedung-gedung pemerintah, infrastruktur, dan lain-lain untuk membantu tentara bila terjadi penyerbuan besar,” kata Marta

“Sebagian besar adalah warga sipil, kami harus belajar bekerja dalam tim, melakukan tugas-tugas militer mendasar, bagaimana melawan bila tentara musuh datang,” tambahnya.

Di antara warga sipil yang ikut bersiap ini termasuk seorang nenek berusia 78 tahun.

Keterangan gambar,

Valentina Konstantinovska yang ikut latihan untuk bersiap bila Rusia melakukan invasi.

Valentina Konstantinovska mengatakan kepada BBC, “Saat penyerbu datang, saya akan melawan dan saya akan sangat marah.”

“Saya orang yang suka damai, tapi bila ada sesuatu yang diambil dari saya, dengan hadirnya penyerbu, saya akan lawan,” katanya lagi.

WNI di Ukraina – dibagi peta berisi tempat bunker-bunker

Sementara itu seorang warga negara Indonesia yang telah tinggal di Ukraina selama lebih dari lima tahun, Benni Sitanggang mengatakan pemerintah daerah tempatnya tinggal sudah menyiapkan berbagai kemungkinan bila sampai penyerbuan terjadi.

Benni yang tinggal di Ternobil, sekitar lima jam berkendara dari Kiev, mengatakan kekhawatiran tertangkap namun mereka semua tetap waspada.

“Kalau mau pulang pun kita bisa dipulangkan dengan keluarga. seperti saya yang menikah dengan warga Ukraina, saya bisa pulang bersama istri dan anak saya ke Indonesia,” tambahnya.

Pada Kamis (10/02), melalui keterangan pers secara daring, Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan kondisi 145 WNI yang ada di negara itu aman dan sehat.

“Berdasarkan laporan dari KBRI Kiev, saat ini aman dan dalam kondisi normal,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha. Belum ada pernyataan terbaru tentang Ukraina dari Kemlu.

Lebih lanjut Judha menjelaskan bahwa Kemlu bekerja sama dengan KBRI Kiev, KBRI Warsawa, KBRI Moskow, serta sejumlah kementerian terkait di dalam negeri telah membangun rencana kontigensi untuk mengantisipasi jika terjadi ekskalasi situasi di Ukraina.

Peringatan terhadap Rusia

Melalui sambungan telepon, Presiden AS Joe Biden telah memperingatkan pemimpin Rusia Vladimir Putin akan risiko yang dihadapinya bila serangan terjadi.

Keterangan gambar,

Pasukan keamanan dalam latihan militer di Kherson, Ukraina, Sabtu (12/02)

Staf non-esensial telah diperintahkan untuk meninggalkan Kedutaan AS di ibu kota Ukraina, Kiev dan layanan konsulat akan ditangguhkan mulai hari Minggu (13/02), meskipun “kehadiran konsulat kecil” akan tetap ada di sebelah barat Kota Lviv “untuk menangani kasus-kasus darurat”.

Kanada juga memindahkan staf kedutaannya ke Lviv, dekat perbatasan Polandia, sebut laporan dari media Kanada. Duta Besar Inggris untuk Ukraina, Melinda Simmons mencuit bahwa dirinya dan “tim inti” akan tetap berada di Kiev.

Keterangan video,

I’m staying in Ukraine, for now: Watch US citizen and English teacher Juan Tec explain why

Rusia sendiri melakukan beberapa perubahan, dengan menyatakan akan “mengoptimasi staf” di kantor diplomatnya di Ukraina, menyusul “kemungkinan provokasi oleh rezim Kiev atau negara-negara ketiga”.

AS telah menarik kembali 150 tentaranya yang melatih angkatan bersenjata Ukraina ke luar negeri, dengan alasan kehati-hatian. Maskapai penerbangan Belanda KLM mengumumkan mereka akan berhenti terbang ke Ukraina, berlaku efektif secepatnya, menurut media-media Belanda.

Presiden Zelensky berkata, bila Barat memiliki bukti kuat akan invasi yang akan segera terjadi, dia belum melihatnya.

“Saya rasa ada terlalu banyak informasi di media tentang perang dengan skala besar,” kata dia.

“Kami memahami semua risikonya, kami memahami ancaman ini ada. Tapi jika Anda atau orang lain memiliki informasi yang dapat 100% dipercaya tentang invasi Federasi Rusia ke Ukraina… tolong bagikan info itu dengan kami.”

Dengan berbagai kedutaan besar menarik staf dan sejumlah negara kini menyerukan warganya untuk segera meninggalkan Ukraina, anehnya Kiev tidak terasa seperti kota dalam krisis.

Presiden Zelensky berkata, Ukraina pada akhirnya harus siap dengan segala kemungkinan.

Di Kedutaan Besar Inggris, kami menemui staf yang menolak untuk diwawancara mengepak tas mereka ke mobil dan melaju pergi. Tidak ada yang mau berbicara dengan media.

Tidak jauh di utara, di dekat perbatasan dengan Belarus, permainan perang Rusia telah dimulai. Foto-foto dari Departemen Pertahanan Rusia, yang dirilis pagi ini, menampakkan sejumlah pelontar roket yang ditembakkan.

Moskow masih berkata mereka tidak punya rencana menyerang, tapi banyak yang masih bisa dilakukan Rusia tanpa secara fisik benar-benar berada di Ukraina.

Di Kiev, beberapa ribu orang melakukan pawai di dalam kota pada Sabtu, meneriakkan slogan-slogan kesetiaan terhadap Ukraina dan menolak invasi Rusia. Pawai ini diorganisir oleh kelompok nasionalis sayap kanan yang bernama Gonor dan aktivis sayap kanan anti-Zelensky, Sergiy Sternenko.

Wartawan BBC Eleanor Montague berkata pawai ini tidak besar, tapi ini merupakan manifestasi perasaan publik yang pertama sejak ketegangan meningkat.

Sasha Nizelska, yang berkerja sebagai pengasuh anak di Kiev, berkata kepada BBC dia akan melawan serangan Rusia dengan sekuat tenaganya. Sentimen serupa juga dikatakan oleh orang-orang berbagai usia yang terlibat dalam demonstrasi.

Latihan laut ini menyebabkan munculnya tuduhan bahwa Rusia memblokade akses Ukraina ke laut.

Sementara itu, di 7.500km sebelah timur Rusia, kementerian pertahanan Rusia mengatakan melihat kapal selam milik Angkatan Laut AS di dalam wilayah mereka. Pejabat AS berkata kapal selam itu berada di dekat Kepulauan Kuril dan gagal naik ke permukaan saat diperintahkan.

Meski begitu, pejabat AS belakangan memberikan keterangan yang berbeda dengan versi Rusia.

“Tidak benar klaim Rusia yang menyebut kami beroperasi di wilayah perairan mereka,” kata Juru Bicara Militer AS Kapten Kyle Raines dalam pernyataan, dikutip dari Reuters.

“Saya tidak akan mengatakan lokasi spesifik kapal selam kami, tapi Amerika terbang, berlayar, dan beroperasi dengan aman di perairan internasional.”