Blog

losandes.biz: Diplomasi Pertahanan Drone Tempur IndonesiaTurki


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Diplomasi Pertahanan Drone Tempur IndonesiaTurki yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Baca juga: Enam Pesawat Nirawak Anka Turkish Aerospace Bakal Dirakit di Indonesia

Presiden dan CEO Turkish Aerospace Temel Kotil akhir Juli lalu mengonfirmasi kerja sama pembelian 12 unit Anka. Dari seluruh pesanan tersebut, separuh di antaranya akan dirakit di Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia. Kerja sama berupa perakitan Anka bersama perusahaan lokal sebagai bagian dari transfer teknologi ini menjadi bagian dari kontrak kerja sama kedua negara.

Menurutnya, perakitan Anka di PT Dirgantara Indonesia merupakan bagian dari kesepakatan dua belah pihak. Sebab, pihaknya ingin mendukung Indonesia mampu membangun sendiri alutsista yang diperlukan. Kini, ia masih menunggu tindak lanjut dengan PT Dirgantara Indonesia untuk membangun fasilitas perakitan Anka tersebut.

“Tidak ada persyaratan jumlah minimal pembelian Anka untuk transfer teknologi. Ini adalah kesepakatan bersama,” kata Kotil.

KOMPAS/IQBAL BASYARI

Presiden dan CEO Turkish Aerospace Temel Kotil

Anka yang merupakan pesawat nirawak berdaya tahan tinggi untuk beroperasi di ketinggian sedang. Drone tempur ini dapat digunakan untuk berbagai peran, pengawasan, akuisisi target dan pengintaian, serta misi serangan. Untuk itu, Anka dibekali sejumlah sensor, di antaranya intelijen, pengawasan, dan pengintaian; penargetan; serangan udara ke darat; pengawasan maritim; perlindungan perbatasan dan pesisir; relai komunikasi; serta peperangan elektronik dan kecerdasan sinyal.

Kotil mengatakan, Anka merupakan salah satu produk yang sangat sukses di kategori pesawat nirawak. Di dalam negeri, Anka telah digunakan oleh Angkatan Udara, Angkatan Laut, Kementerian Dalam Negeri, dan Direktorat Jenderal Kehutanan Turki. Sedangkan Anka juga diekspor ke sejumlah negara, yakni Tunisia, Kazakhstan, Angola, Malaysia, Indonesia, Kirgistan, dan Chad.

KOMPAS/IQBAL BASYARI

Pesawat nirawak buatan Turkish Aerospace Anka III di hanggar yang berada di Ankara, Turki, Selasa (26/7/2023). Jet tempur siluman ini memiliki visibilitas radar yang rendah sehingga memungkinkan untuk beroperasi secara diam-diam tanpa terdeteksi.

Kementerian Pertahanan Indonesia menyebut, proses pembelian 12 unit Anka dari Turkish Aerospace ditandai dengan adanya penandatanganan kontrak dengan pihak penyedia pada 3 Februari 2023. Kontrak senilai 300 juta dollar AS kini masih dalam proses aktivasi di Kementerian Keuangan. Pengiriman 12 unit Anka tersebut akan dilaksanakan 32 bulan setelah kontrak berlaku efektif.

Selain kerja sama pembelian Anka, ada kontrak tambahan berupa Integrated Logistic Support (ILS), Ground Support and Test Equipment (GS&TE), Flight Simulator, infrastruktur hanggar, dan pelatihan. Kontrak juga disebutkan Turkish Aerospace memberikan garansi Anka selama 24 bulan atau 600 jam terbang, tergantung mana yang tercapai terlebih dahulu.

Lihat juga: Hurjet hingga Anka menjadi Primadona di International Defense Industry Fair 2023 di Turki

Wakil Presiden Eksekutif Divisi Helikopter Turkish Aerospace Mehmet Demiroglu menuturkan, industri pertahanan Turki berkembang pesat dalam 20 tahun terakhir. Bahkan dalam teknologi pesawat nirawak tempur, Turki berada di tiga besar dunia. Tingkat ketergantungan asing dalam industri pertahanan pun berkurang dari 80 persen pada 2002 menjadi hanya 20 persen.

IQBAL BASYARI

Hurjet, pesawat latih yang bisa digunakan untuk pesawat serang ringan, produksi Turkish Aerospace dipamerkan International Defence Industry Fair (IDEF) 2023 di Istanbul, Turki, Rabu (27/7/2023).

Di sisi lain, industri pertahanan Turki, baik badan usaha milik negara maupun swasta, saling berbagi peran. Masing-masing perusahaan memiliki spesialisasi dan keunggulan tersendiri untuk dapat membangun satu alutsista yang canggih. Bahkan, jika ada perusahaan yang memproduksi alutsista berjenis sama, masing-masing memiliki target yang berbeda.

Lebih jauh, capaian industri pertahanan Turki yang berkembang tidak lepas dari kombinasi antara kemauan politik dari pemerintah, manajemen yang baik, dan pendanaan yang mencukupi. Tanpa kombinasi ketiga elemen tersebut, sulit membangun industri pertahanan dalam negeri.

“Memang jalan untuk menjadi pemain besar dalam industri pertahanan tidak mudah, tetapi ini adalah jalan yang harus dilalui,” tutur Demiroglu.