Blog

losandes.biz: Hukuman Para Pembohong Dicabutnya Kesadaran Dirinya


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Hukuman Para Pembohong Dicabutnya Kesadaran Dirinya yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Dalam Islam, bohong bukanlah perkara ringan. Konsekuensi yang sangat jelas dan dimensi hukumannya tidak saja di dunia tetapi juga di akhirat. Kondisi ini sudah semestinya membuat kita memilih untuk menjauhi berperilaku bohong.

Sebuah catatan menyebutkan bahwa di dalam Al-Qur’an ada 250 ayat yang membahas tentang dusta. Sedangkan kata bohong dalam Al-Qur’an terdapat pada 25 ayat. Jika ditotal maka bahasan tentang bohong atau dusta di dalam Al-Qur’an ada 284 ayat.

Hal itu menunjukkan bahwa bohong di dalam Islam sama sekali tidak dibenarkan apapun alasannya. Oleh karena itu di dalam Islam seseorang dibimbing untuk tidak banyak berjanji, terlebih jika tidak didasari oleh kalkulasi bahwa apa yang dijanjikan itu dapat diwujudkan atau dibuktikan.

Jika tidak, maka janji-janji itu akan menjadi hutang dan selama tidak dapat dipenuhi kebohongan akan melekat di dalam diri kita.


Baca:  Bohong Itu Bikin Capek, Sist!

Rasulullah ﷺ bersabda;

إِيَّاكُمْ وَكَثْرَةَ الْحَلِفِ فِى الْبَيْعِ فَإِنَّهُ يُنَفِّقُ ثُمَّ يَمْحَقُ

“Hati-hatilah dengan banyak bersumpah dalam menjual dagangan karena Ia memang melariskan dagangan namun malah menghapuskan keberkahan.” (HR. Muslim).

Lebih jauh dari itu, Al-Qur’an memberikan pedoman kepada kita:

وَلا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِينٍ

“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina.” (QS. Al-Qalam: 10).

Ayat di atas memberikan arahan kepada kita agar benar-benar mengenal dengan siapa kita bergaul. Jangan sampai orang yang sudah terbukti kebohongannya, dan dilakukan berulang-ulang, masih juga menjadi sahabat dekat kita. Jika itu terjadi, bukan tidak mungkin, tanpa sadar kita pun akan tertular sikap yang mengundang murka Allah tersebut.

Baca:  Jangan Berbohong, Meski Untuk Melucu

Menghilangkan Kesadaran

Hukuman pertama bagi pembohong adalah hilangnya kesadaran dalam dirinya bahwa kebohongan itu telah menjadi tabiatnya.

Orang yang suka berbohong dan terus-menerus melakukan kebohongan, kemudian hidup nikmat di atas kebohongan. Jika itu diteruskan, maka lambat laun dia akan kehilangan kemanusiaannya. Ia akan lupa pada dirinya bahwa kebohongan itu adalah sifat yang paling dominan di dalam dirinya. Tanpa rasa malu, dia akan hidup dengan penuh kesombongan dan meremehkan orang lain serta menolak kebenaran.

Cecil G. Osborne dalam bukunya “The art of getting along with people” menjabarkan bahwa orang yang terbiasa berbohong tidak akan sadar bahwa ia berbohong.

Dan kerugian seperti apa lagi yang lebih buruk daripada hilangnya kesadaran seseorang akan sikap dan perilakunya yang sesungguhnya banyak merugikan, namun tanpa sadar terus ia lakukan? Ini adalah hukuman sangat buruk atas diri seorang manusia.

Pada akhirnya, orang yang suka berbohong akan membunuh akal pikirannya dan dan mengubur hati nuraninya, sehingga ia tidak hidup melainkan menjadi beban masyarakat, biang kerusakan, dan sumber dari segala kegaduhan.

Lihatlah hari ini bagaimana orang-orang yang enggan bahkan terbukti gagal memenuhi janjinya, sementara mereka terus ingin mendapatkan kekuasaan, maka kebohongan demi kebohongan terus dilakukan demi mendapatkan apa yang diinginkan.

Mungkin kita bertanya mengapa mereka tidak sadar?

Mereka tidak akan pernah sadar, sebab ketidaksadaran itulah yang hidup di dalam jiwa dan pikirannya, sehingga ia akan terus berbohong. Hanya mereka sendiri yang dapat menghentikan kebohongan itu. Itupun dengan catatan ia kembali kepada Allah, lantas mengakui kesalahannya, bertaubat, kemudian mengubah sikap dan perilakunya.

Baca: Tegakkan Kejujuran, Meski (Hati) Ikut Hancur! 

Tetaplah Jujur, Insya Allah Selamat

Rosulullah ﷺ menekankan kepada kita,

إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ(وفى رواية لمسلم: إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ) حَتَّى يَكُوْنَ صِدِّيْقًا. وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُوْرِ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ(وفى رواية لمسلم: وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ) حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّاباً. رواه البخاري ومسلم

Hendaklah kalian selalu berlaku jujur karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkan seseorang ke surga dan apabila seseorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan dan kejahatan mengantarkan seseorang ke neraka dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allah sebagai Pendusta alias pembohong.” (HR. Bukhari).