Blog

losandes.biz: Jokowi Sebut Sisa Waktu RI Cuma 13 Tahun Kalau Gagal Gimana


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Jokowi Sebut Sisa Waktu RI Cuma 13 Tahun Kalau Gagal Gimana yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan sisa waktu yang dimiliki Indonesia untuk keluar dari jebakan middle income trap atau kelas menengah hanya 13 tahun. Jika gagal, maka Indonesia tidak bisa menjadi negara maju seperti China maupun Korea Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masyarakat Indonesia, khususnya anak muda harus memahami persoalan tersebut sehingga mampu terlibat lebih jauh. Jokowi tak mau Indonesia bernasib sama seperti negara di Amerika Latin. “Hati-hati banyak contoh di negara Amerika Latin tahun 50 tahun 60 tahun 70 sudah jadi negara berkembang. Tapi sampe saat ini masih tetap jadi negara berkembang karena tidak bisa memanfaatkan peluang yang diberikan,” jelasnya.

“Kita dalam 13 tahun ini berarti kurang sampe 2038 diberikan peluang itu. Untuk bisa masuk jadi negara maju, bisa atau tidak ya tergantung kita sendiri,” tegas Jokowi.

Salah satu yang diingatkan Jokowi yaitu pemilihan Presiden 2024 dan 2029. “Kepemimpinan di 2024, di 2029, di 2034 menjadi akan sangat menentukan. Negara ini bisa maju atau tidak maju,” pungkasnya.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa sebelumnya juga pernah mengatakan bahwa saat kemerdekaan Indonesia mencapai usia 100 tahun, negara nusantara harus memiliki pencapaian pendapatan per kapita sebesar US$ 30.300 atau mencapai US$ 21.000 pada 2037.

Suharso menegaskan bahwa untuk itu mewujudkan visi besar tersebut Indonesia harus bertransformasi. Untuk mencapai target 2045, Bappenas telah menyusun RPJPN dengan 8 agenda pembangunan dan 17 arah pembangunan menuju 2045 yang mengukut 45 indikator utama pembangunan disertai oleh ratusan indikator lainnya.

Ekonom Senior sekaligus Menteri Keuangan (periode 2013-2014) M. Chatib Basri juga telah mengingatkan bahwa Indonesia hanya memiliki tenggat waktu pendek untuk memanfaatkan bonus demografi sebagai modal menjadi negara maju pada 2045.

Oleh karena itu, Indonesia harus membangun strategi yang benar-benar serius. Pasalnya, bonus demografi atau usia produktif yang melimpah di Indonesia akan terjadi di 2030. Ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, karena bonus ini demografi ini hanya akan bertahan hingga 2050.

“Setelah itu, di 2050 dia mulai naik, jadi setelah 2050 Indonesia masuk secara gradual ke aging population. Jadi, tidak demographic bonus lagi,” jelas Chatib saat dihubungi CNBC Indonesia.

Dengan demikian, Chatib memperkirakan ruang Indonesia hanya 27 tahun, yakni 2030 sampai 2050. “Berarti sebelum nanti tua atau banyak aging population, pertumbuhan ekonomi kita harus tumbuh tinggi,” tegasnya.

Untuk itu, perekonomian Indonesia harus tumbuh di atas 5%. Indonesia tidak boleh hanya puas dengan tumbuh 5% per tahun.

“Bayangkan Indonesia kalau kita tumbuh terus sampai 2050, dengan kondisi pertumbuhan ekonomi 5% sampai 6%, pendapatan per kapita kita masih di bawah US$ 30.000,” ujar Chatib.

[Gambas:Video CNBC]

Langkah Berat RI Jadi Negara Maju, Angkat Bendera Putih?

(mij/mij)