Blog

losandes.biz: KTT G20 resmi ditutup deklarasi sepakat mengecam perang di Ukraina dan menuntut Rusia menarik pasukannya


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: KTT G20 resmi ditutup deklarasi sepakat mengecam perang di Ukraina dan menuntut Rusia menarik pasukannya yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Sumber gambar, Leon Neal/Getty

Keterangan gambar,

Presiden Joko Widodo dan PM India Narendra Modi.

Deklarasi atau komunike akhir KTT G20 Negara-negara G20 di Bali, Selasa (16/11), mengecam perang di Ukraina dan menuntut agar Rusia segera menarik pasukannya tanpa syarat.

Selain melahirkan komunike akhir, KTT G20 di Bali resmi ditutup oleh Presiden Joko Widodo.

Jokowi kemudian menyerahkan presidensi G20 kepada Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi.

Dalam komunike akhir, anggota G20 “menyesalkan dengan sangat keras agresi oleh Rusia terhadap Ukraina.”

Dan, “menuntut penarikan penuh dan tanpa syarat dari wilayah Ukraina,” demikian komunike akhir itu.

Sebagian besar anggota G20 juga “mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerentanan yang ada dalam ekonomi global.”

Dikatakan pula perang di Ukraina “berdampak lebih buruk terhadap ekonomi global” dan “menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan.”

Anggota G20 juga mendesak seluruh negara menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral guna menjamin perdamaian dan stabilitas.

Rusia menentang keras kata-kata dalam komunike

Komunike KTT G20 ini sejalan dengan draf yang menyebutkan “sebagian besar” anggota mengecam keras perang di Ukraina dan menekankan perang memperburuk kerapuhan dalam ekonomi global.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengkritik negara-negara Barat atas apa yang ia gambarkan sebagai “politisasi” deklarasi G20.

Lavrov disebutkan telah meninggalkan Bali Selasa malam (15/11), satu hari sebelum KTT G20 selesai, menurut kantor berita Rusia, Tass.

Langkah Lavrov ini dilakukan di tengah laporan yang menyebutkan ibu kota Ukraina, Kyiv, digempur misil.

Seruan agar Rusia mengakhiri perang di Ukraina banyak dilontarkan dalam pertemuan puncak G20 sejauh ini. Lavrov juga hadir ketika Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak menentang apa yang ia sebut “perang barbar” di Ukraina dan meminta “rezim Putin” untuk “angkat kaki” dari negara itu.

Sebelumnya, sejumlah pemimpin dunia yang menghadiri KTT G20, termasuk Presiden Joko Widodo, menyerukan agar perang di Ukraina dihentikan.

Sumber gambar, BAY ISMOYO/AFP

Keterangan gambar,

“Bertanggung jawab berarti menciptakan situasi win-win, bukan zero-sum. Bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus mengakhiri perang,” ujar Jokowi.

Menurut Joko Widodo, semua negara memiliki tanggung jawab menjaga kestabilan situasi dunia.

Bertanggung jawab berarti menghormati hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB secara konsisten, kata Jokowi.

“Bertanggung jawab berarti menciptakan situasi win-win, bukan zero-sum. Bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus mengakhiri perang,” ujarnya.

Zelensky: ‘Perang destruktif Rusia harus dihentikan’

Seruan “hentikan perang” juga disuarakan Presiden Ukraina, Volodymir Zelensky, melalui tayangan video di KTT G20 di Bali, Selasa.

“Saya yakin saat ini adalah saatnya perang destruktif Rusia harus dan dapat dihentikan. Ini akan menyelamatkan ribuan nyawa,” kata Zelensky dalam bahasa Ukraina, yang diperoleh AFP.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Volodymir Zelensky menyerukan “hentikan perang” melalui tayangan video di KTT G20 di Bali, Selasa (15/11).

Dia menekankan kepada para pemimpin dunia, seperti Presiden AS Joe Biden dan pemimpin China Xi Jinping, tanpa menyertakan Rusia.

“Tidak ada alasan untuk mengeksploitasi nuklir,” tambahnya. Zelensky kemudian secara khusus berterima kasih kepada “G19” – dan mengecualikan Rusia – karena “menjadikan semuanya jelas”.

Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghadiri KTT di Bali, tetapi menteri luar negerinya Sergey Lavrov hadir sebagai gantinya.

Ajakan untuk menghentikan perang di Ukraina disuarakan pula oleh Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi.

Modi menyerukan agar pihak yang berperang di Ukraina “kembali ke jalur gencatan senjata dan diplomasi”.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Modi menyerukan agar pihak yang berperang di Ukraina “kembali ke jalur gencatan senjata dan diplomasi”.

“Selama satu abad terakhir, Perang Dunia Kedua mendatangkan malapetaka di dunia. Setelah itu, para pemimpin saat itu berusaha serius menempuh jalan perdamaian. Sekarang giliran kita,” katanya.

Keterangan gambar,

Sunak juga berbicara dengan perwakilan Rusia di ruangan itu, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

‘Perang barbar Rusia’ – PM Inggris berbicara dengan Menlu Rusia

Sementara itu, saat sesi pembukaan resmi KTT G20, Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak mengatakan “rezim Putin” telah “menekan perbedaan pendapat domestik dan menciptakan validitas hanya melalui kekerasan”.

Rusia, menurutnya, mendengar “paduan suara oposisi global terhadap tindakannya”.

Rishi Sunak juga mengkritik apa yang disebutnya sebagai perang “barbar” Rusia di Ukraina.