Blog

losandes.biz: Lawan Rusia Atlet Anggar Ukraina Tolak Jabat Tangan


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Lawan Rusia Atlet Anggar Ukraina Tolak Jabat Tangan yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

 Atlet anggar Ukraina Olha Kharlan menjadi sorotan setelah didiskualifikasi dari Kejuaraan Anggar Dunia. Itu terjadi setelah dia menolak untuk berjabat tangan dengan lawannya dari Rusia, Anna Smirnova. Alih-alih menjabat tangan, Kharlan justru mengarahkan pedang anggarnya ke Smirnova. Padahal, aturan FIE mengharuskan atlet anggar untuk berjabat tangan selepas laga. Sikapnya itu dianggap bentuk perlawanan atas invasi Rusia ke negaranya.

Rusia terus terang berang dengan sikap IOC dan FIE. Ketua Komite Olimpiade Rusia Stanislav Pozdnyakov menuding bahwa IOC telah bersikap tidak netral dan berpihak ke satu sisi. Itu terjadi karena IOC mendesak federasi-federasi olahraga agar memperlihatkan sensitivitasnya pada atlet-atlet dari Ukraina. ”Pernyataan itu menunjukkan IOC memilih berpihak pada konflik politik,” ujarnya.

Belum Tentukan Delegasi

Raja Salman, pemimpin Arab Saudi, akhirnya turun gunung untuk mendamaikan Ukraina-Rusia melalui pertemuan khusus yang digelar bulan ini. Indonesia turut diundang dalam pertemuan yang rencananya diadakan di Jeddah tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah mengatakan, undangan ditujukan kepada kementerian koordinator terkait. Kendati demikian, pemerintah belum dapat memastikan siapa yang bakal didelegasikan hadir dalam pertemuan tersebut.

”Belum bisa dipastikan apakah Indonesia akan mengirim delegasi dari pusat ataukah diwakilkan oleh perwakilan kita di negara tersebut,” ujar Faiza dalam temu media di Jakarta (1/8).

Disinggung soal posisi dan hal yang akan disampaikan dalam forum tersebut, Faiza belum bisa memberikan keterangan. Sebab, pihaknya masih harus menunggu pertemuan.

Sosok Olha diabadikan dalam bentuk boneka Barbie. (MATTEL)

Sementara itu, Kemenlu melalui perwakilan di Ukraina dan Rusia terus memantau kondisi para warga negara Indonesia (WNI) di sana. Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha mengatakan, meski dalam situasi perang, KBRI Kiev tetap beroperasi.

Para WNI yang masih bertahan di Ukraina, kata dia, tidak ikut serta dalam evakuasi yang dilakukan Kemenlu pada Maret 2022. Mereka memilih untuk tetap tinggal lantaran mayoritas merupakan pasangan kawin campur dengan warga setempat.

Suami mereka dilarang keluar Ukraina karena ada wajib militer. ”Meski mereka memilih untuk tetap tinggal, teman-teman KBRI terus menjalin komunikasi dan memiliki grup WhatsApp dengan para WNI,” paparnya dalam kesempatan yang sama.

Menurut dia, saat ini masih ada sekitar 23 WNI di Ukraina. Kendati demikian, Judha memastikan bahwa seluruhnya berada dalam posisi aman.

Untuk WNI di Rusia, Judha turut menekankan hal yang sama. Saat ini KBRI Moskow terus memantau situasi dan secara aktif memberikan imbauan kepada WNI di sana, sama seperti ketika ada pemberontakan Wagner Group beberapa waktu lalu. (sha/mia/c19/oni/ttg)