Blog

losandes.biz: Lodewijk Freidrich Paulus Wikipedia bahasa Indonesia ensiklopedia bebas


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Lodewijk Freidrich Paulus Wikipedia bahasa Indonesia ensiklopedia bebas yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Paulus dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1956 di Manado dari keluarga Minahasa. Ayahnya bernama Estefanus Jeremias dan ibunya bernama Len Bagij.[1] Ia mengawali pendidikannya pada tahun 1964 di sebuah sekolah dasar yang dikelola oleh organisasi Muhammadiyah dan lulus pada tahun 1970. Setelah itu, ia mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Manado hingga tahun 1973. Ia kemudian pindah ke kota Palu di Sulawesi Tengah dan dimasukkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri Palu.[2]

Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah atas pada tahun 1976, Paulus mendaftarkan diri dan diterima sebagai siswa AKABRI. Ia lulus dari AKABRI dan dilantik pada tahun 1981.[3] Paulus menjalani kursus singkat dalam bidang infanteri selama beberapa bulan setelah ia dilantik. Ia bergabung dengan kesatuan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, sekarang Kopassus) usai menamatkan kursus tersebut[4] dan ditempatkan sebagai komandan salah satu peleton.[5] Kariernya di Kopassus menanjak, mulai dari komandan sub tim, tim, batalyon, dan grup, hingga ia diangkat sebagai Komandan Detasemen Khusus 81 pada tahun 2001.[6]

Dua tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Detasemen Khusus 81, Paulus dipindahkan ke luar lingkungan Kopassus. Ia dipindahkan ke Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan di Sumatera Utara dan mengemban jabatan sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Daerah Militer (Asops Kasdam) dari tahun 2003 hingga 2005 dan Komandan Resimen Induk Daerah Militer (Danrindam) dari tahun 2005 hingga 2006. Dari Sumatera Utara, Paulus dimutasi kembali ke Jakarta untuk menjabat sebagai Komandan Resor Militer 052/Wijayakrama.[6] Di tengah masa jabatannya, Paulus terpilih menjadi komandan upacara penurunan bendera dalam upacara HUT Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2006.[7]

Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus[sunting | sunting sumber]

Paulus sebagai Komandan Jenderal Kopassus

Sebagai tindak lanjut dari sejumlah kontroversi yang meliputinya, Paulus memprakarsai sejumlah penyuluhan dan pendidikan bagi anggota Kopassus terkait dengan hak asasi manusia dan hukum-hukum kemanusiaan lainnya. Penyuluhan-penyuluhan tersebut dilakukan dengan melibatkan Badan Pembinaan Hukum TNI secara reguler[21] dan menggandeng lembaga-lembaga lain seperti Komite Internasional Palang Merah (ICRC),[22] Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM),[23] Universitas Oslo, dan kantor hukum.[24] Paulus menyatakan bahwa konsep HAM telah dimasukkan ke dalam materi pendidikan Kopassus dan bahwa Kopassus sedang berbenah diri terkait dengan HAM.[25]

Upaya pendidikan HAM yang dilakukan oleh Paulus diapresiasi oleh Komnas HAM, yang menyatakan bahwa ada kemajuan dalam penegakan HAM di lingkungan Kopassus. Menurut Wakil Ketua Komnas HAM Yoseph Adi Prasetyo, pada masa kepemimpinan Paulus, Kopassus menjadi salah satu institusi dengan laporan kasus HAM paling sedikit. Kendati demikian, Prasetyo juga menyebutkan bahwa sejumlah kasus pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Kopassus belum dapat diselesaikan pada masanya.[21][26]

Selama masa kepemimpinannya, Paulus dipercaya untuk memimpin pengamanan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 yang diadakan di Pekanbaru, Riau. Paulus mengerahkan Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang 13 dan Kompi Kavaleri 6/Rajawali Bhakti Tama untuk mengamankan pelaksanaan PON. Paulus juga menempatkan sejumlah penembak runduk dari Batalyon Infanteri 100/Raider dan penjinak bahan peledak dari Sumatera Barat untuk menjaga Presiden dan Wakil Presiden yang menghadiri acara tersebut.[29][30]

Paulus ketika menjabat sebagai Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI-AD.
Paulus saat memberikan pernyataan pers terkait dengan persiapan pengamanan KTT APEC pada tahun 2013.

Paulus kembali terlibat dalam organisasi olahraga setelah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dibekukan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pada tanggal 17 April 2015.[39] Imam juga menginstruksikan pembentukan sebuah tim transisi “yang mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai dengan terbentuknya kepengurusaan PSSI”.[40] Meskipun awalnya nama Moeldoko santer diberitakan sebagai wakil militer dalam tim tersebut, Moeldoko menunjuk Paulus untuk mewakili militer dalam tim transisi tersebut.[41] Susunan tim transisi diumumkan oleh Imam pada tanggal 8 April 2015[42] dan Paulus kemudian terpilih sebagai wakil ketua tim transisi dalam rapat yang diselenggarakan enam hari setelahnya.[43] Tim ini dibubarkan setelah PSSI kembali diaktifkan pada tanggal 11 Mei 2015.[44]

Setelah pensiun dari militer, Paulus bergabung dengan Partai Golkar pada tahun 2016 dan diangkat sebagai Ketua Koordinator Bidang Kajian Strategis enam bulan setelahnya.[45] Ia juga sempat ditunjuk sebagai pelaksana tugas Ketua DPD Golkar Lampung pada bulan September 2016, menggantikan M. Alzier Dianis Thabranie yang diberhentikan.[46]

Dua tahun setelah bergabung dengan Partai Golkar, Paulus ditunjuk oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar pada tanggal 22 Januari 2018, menggantikan Idrus Marham yang menjadi Menteri Sosial.[47] Paulus kembali ditunjuk sebagai sekretaris jenderal setahun kemudian dalam Musyawarah Nasional Partai Golkar yang diadakan pada awal bulan Desember 2019.[48]

Anggota dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat[sunting | sunting sumber]

Paulus dicalonkan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari daerah pemilihan Lampung I pada dalam pemilihan umum legislatif Indonesia 2019.[50] Paulus, bersama dengan sejumlah petinggi partai lainnya, disebut-sebut sebagai calon kuat karena partainya memiliki basis massa yang besar.[51] Ia akhirnya terpilih dan dilantik sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 1 Oktober 2019.[52] Di Dewan Perwakilan Rakyat, Paulus duduk dalam Komisi I, yang memiliki lingkup tugas di bidang pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, dan intelijen.[53]

Paulus menikah dengan Meria Agustina dan memiliki dua anak.[5][59] Anak pertamanya, Raihan Akbar Pratama, lahir pada bulan November 1998, sedangkan anak keduanya, Rafi Farhan Perkasa, lahir pada bulan Februari 2001.[1] Ia menikah dua tahun setelah berpindah agama.[60]

Dada kanan Dada kiri
Master Parachutist Badge (US Army)
Master Parachutist Badge (Singapore Army)
Basic Parachutist Badge (Royal Thai Army)