Blog

losandes.biz: Pengamat Komentari Dinamika Capres 2024 Publik Terpaksa Terima Sajian Lembaga Survei


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Pengamat Komentari Dinamika Capres 2024 Publik Terpaksa Terima Sajian Lembaga Survei yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dinamika elektabilitas tiga capres potensial terus dipaparkan lembaga-lembaga survei menjelang Pilpres 2024. Sayangnya, publik seakan tidak memiliki pilihan lain selain yang disodorkan lembaga-lembaga survei.

Pengamat politik, Ali Noer Zaman, mengatakan publik hampir tidak bisa menilai kualitas dari capres-capres yang akan berkontestasi. Apalagi, cuma tiga nama yang selama ini disodorkan oleh lembaga-lembaga survei. 

“Bisa juga itu benar seperti itu, karena apa, karena publik tidak punya pilihan lain,” kata Ali, Rabu (2/8/2023). 

Dosen Politik UMJ itu melihat, sampai saat ini cuma tiga nama itu yang digaungkan lembaga-lembaga survei sebagai capres potensial untuk Pilpres 2024. Akibatnya, hasil survei-survei cuma membahas elektabilitas mereka. 

“Mungkin besok siapa lagi kita tidak tahu, survei selalu bersifat dinamis, satu bulan berubah, ada peristiwa politik apa lagi berubah lagi, masih sangat dinamis,” ujar Ali. 

Sedangkan, masyarakat dari kalangan menengah ke bawah kerap merasa itu terlalu jauh dan akhirnya membuat mereka kembali tidak peduli. Banyak masyarakat, terutama di bawah, yang merasa itu cuma urusan elite negeri. 

“Tapi, kita belum mendengar dari capres-capres itu sebenarnya programnya apa, walau sebenarnya itupun wajar saja karena dalam tradisi kita selama ini kita belum pernah berpikir tentang beradu argumentasi,” kata Ali.