Blog

losandes.biz: Perang Ukraina Mengapa Indonesia abstain saat Rusia dikeluarkan dari Dewan HAM PBB


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Perang Ukraina Mengapa Indonesia abstain saat Rusia dikeluarkan dari Dewan HAM PBB yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Sumber gambar, ANDREW KELLY/Reuter

Keterangan gambar,

Wakil Permanen Rusia di PBB, Gennady Kuzmin, bersama delegasinya bereaksi ketika penghitungan suara menunjukkan mayoritas anggota PBB memutuskan Rusia dikeluarkan dari Dewan HAM.

Delegasi Indonesia memutuskan abstain dalam pemungutan suara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa mengenai pembekuan Rusia dari keanggotaan Dewan Hak Asasi Manusia.

Hasil voting dalam Sidang Darurat Khusus di Majelis Umum PBB di New York pada Kamis malam (07/04) memutuskan untuk menangguhkan Rusia dari Dewan HAM PBB. Sebanyak 93 negara mendukung, 24 menolak, dan 58 abstain. Di antara yang abstain adalah Indonesia.

Pembekuan keanggotaan Rusia dari Dewan HAM PBB memerlukan setidaknya dua pertiga suara dari anggota PBB

Terkait sikap abstain itu, Kementerian Luar Negeri RI memberikan penjelasan bahwa “Majelis Umum PBB perlu bersikap hati-hati dan tidak mencabut hak sah anggotanya sebelum memiliki seluruh fakta yang ada.

Majelis Umum PBB tidak boleh menciptakan preseden negatif yang dapat menjatuhkan kredibilitasnya sebagai badan yang terhormat,” demikian pernyataan Kemlu RI seperti yang dikutip Antara, Sabtu (09/04).

Kemlu juga menjelaskan dalam explanation of vote di sidang Majelis Umum, Wakil Tetap RI untuk PBB Armanatha Christiawan Nasir menegaskan bahwa pihak yang bertanggungjawab atas pelanggaran HAM di Ukraina harus dimintai pertanggungjawaban dan dibawa ke pengadilan.

Sumber gambar, Dok. Kemlu RI

Oleh karena itu, pihak Indonesia meyakini bahwa Komisi Penyelidikan Internasional Independen yang telah dibentuk perlu diberi kesempatan untuk bekerja secara obyektif dan transparan serta melaporkan hasil temuannya.

Lalu Dewan HAM di Jenewa perlu diberi akses untuk bekerja secara transparan dan melaporkan hasil temuannya. Indonesia juga mendesak semua pihak untuk menghentikan kekerasan dan sekuat mungkin mengupayakan adanya perdamaian melalui dialog dan diplomasi.

Rusia menyayangkan sikap PBB

Majelis Umum PBB memutuskan untuk membekukan keanggotaan Rusia dari Dewan HAM menyusul laporan-laporan tentang dugaan “pelanggaran hak asasi manusia berat dan sistematis” yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia menyayangkan langkah itu dan akan terus membela kepentingannya dengan “menggunakan segala cara yang sah “.

Rusia tercatat sebagai negara kedua yang dikeluarkan dari Dewan HAM. Negara pertama yang dikeluarkan adalah Libya pada 2011.

Keterangan gambar,

Presiden Zelensky dalam pidato di Dewan Keamanan PBB.

Pada Selasa (05/04) Presiden Ukraina Volodymr Zelensky mengatakan dalam pidato di Dewan Keamanan PBB bahwa kejadian mengerikan seperti yang terjadi di Bucha – dengan mayat-mayat bergeletakan – terjadi juga di tempat-tempat lain di negara itu.

Dalam pidato melalui video dan penterjemah, Zelensky mengatakan di kota Bucha, pasukan Rusia menembak orang di jalan, di rumah mereka, dilempar ke sumur dan ditindas dengan tank-tank di jalan “untuk kesenangan” tentara Rusia.

Presiden Ukraina itu juga menunjukkan video sekitar satu menit yang menunjukkan jenazah warga Ukraina, sebagian terbakar dan badan-badan yang tidak utuh.

Dame Barbara Woodward – perwakilan Inggris yang saat ini menjabat sebagai presiden DK PBB – menyebut video itu “mengerikan”.

Perwakilan Rusia di DK PBB,, Vasily Nebenzya, mengulang bahwa pemerintah Ukraina yang dipimpin Zelensky – seorang keturunan Yahudi – adalah Nazi.

Ia mengklaim bahwa mayat-mayat yang ditemukan wartawan di Bucha tak ada di situ saat pasukan Rusia ditarik dan menurutnya hal itu dipastikan dengan sejumlah video.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Kondisi di Bucha.

Namun analisis gambar satelit dari perusahaan Amerika Maxar dan telah diverifikasi BBC menunjukkan adanya jenazah-jenazah di jalan kota Bucha pada 19 Maret. Pasukan Rusia menarik diri pada akhir Maret.

Zelensky mengulang klaimnya bahwa tindakan Rusia mirip seperti kelompok teroris yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS dan bahwa Presiden Putin ingin “mengekspor” kebenciannya ke negara-negara lain di luar Ukraina.

“Di mana keamanan yang harus dijamin oleh Dewan Keamanan,” tanya Zelensky. “Di mana perdamaian? Di mana jaminan yang harus diberikan oleh PBB?”

Ia juga mengatakan dunia belum melihat kejahatan perang lebih lanjut yang dilakukan militer Rusia di bagian lain Ukraina selain Bucha.

“Secara geografis mungkin berbeda, namun kekejamannya sama, kejahatannya sama dan pertanggung jawaban tidak bisa dihindari,” katanya.

Ia menuntut “pertanggung jawaban” Rusia dan mengatakan negara itu harus dibawa ke mahkamah kejahatan internasional seperti yang dilaksanakan di Nuremberg setelah Perang Dunia Kedua.

“Pembantaian” di Bucha adalah satu dari banyak contoh yang dilakukan Rusia dalam 41 hari terakhir, kata Zelensky.

Zelensky juga mempertanyakan peranan Rusia di PBB dengan mengatakan invasi “merongrong” struktur keamanan global.

Foto dan video mengerikan menunjukkan mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan di kota Bucha dan menimbulkan kecaman di seluruh dunia.

Para pejabat intelijen Ukraina mengatakan unit Rusia yang melakukan kekejaman itu akan dikerahkan lagi ke Ukraina timur.

Brigade 64 yang dituduh melakukan tindak kekejaman di Bucha – akan kembali dikerahkan ke daerah konflik dalam beberapa minggu, kemungkinan ke Kharkiv, kata mereka.

Rusia menyanggah membunuh warga sipil dan mereka mengatakan Ukraina sendiri yang menyebabkan kekejaman itu, tuduhan tanpa bukti.

Pihak berwenang Ukraina menemukan banyak jenazah di Bucha dan kota-kota maupun desa di sekitarnya yang ditinggalkan pasukan Rusia. Ini termasuk penemuan jenazah seorang kepala desa dan keluarganya.

Temuan mengerikan di Bucha

Sumber gambar, BBC/Lee Durant

Keterangan gambar,

Jalan di kota Bucha penuh dengan mayat dan kendaraan lapis baja Rusia yang hancur.

Jenazah lima warga sipil ditemukan dengan tangan terikat di sebuah desa di sebelah barat Kiev, termasuk mayat wali kota, suami dan putranya.

Jenazah kelima ditemukan di sebuah sumur kecil di taman.

Para korban tewas, termasuk dua pria yang bukan bagian dari keluarga wali kota, dalam keadaan tangan mereka diikat ke belakang.

Warga mengatakan perempuan itu dan suaminya telah menolak untuk bekerja sama dengan pasukan Rusia yang menyerbu.

Keterangan gambar,

Suasana porak-poranda di Kota Bucha.

Momentum ini terjadi dua atau tiga hari setelah pasukan Rusia masuk ke Ukraina pada 24 Februari. Saat itu pasukan Ukraina menghancurkan tank-tank Rusia dan kendaraan lapis baja yang bergerak masuk ke Bucha dalam perjalanan menuju ke Kyiv.

Konvoi itu dihancurkan dalam salah satu dari banyak perlawanan pasukan Ukraina yang mencoba menghentikan gerak laju pasukan Rusia.

Tim BBC berhasil masuk ke Bucha pada Jumat lalu (01/04), setelah pasukan terakhir Rusia ditarik, dan Kremlin memusatkan pada perang di timur Ukraina.

Moskow mengatakan – tanpa bukti – bahwa perang di Ukraina tengah telah selesai dan misi itu tidak termasuk menguasai Kyiv.

Dua atau tiga minggu setelah invasi, Rusia kehilangan momentum. Buktinya dapat terlihat di jalan-jalan di kota Bucha.

Pasukan elit dari angkatan udara Rusia menyerbu kota itu dengan kendaraan lapis baja yang diangkut dengan pesawat. Mereka datang dari bandara Hosomel, beberapa kilometer dari Bucha, yang sebelumnya telah diserang dan dikuasai oleh pasukan para Rusia yang menyerbu pada hari pertama invasi.

Saat itu pun, mereka menghadapi perlawanan keras dari pasukan Ukraina.

Jalan di kota itu sempit dan lurus, tempat yang mudah untuk diserang. Para saksi mata mengatakan pasukan Ukraina menyerang konvoi itu dengan serangan drone Bayraktar dari Turki. Saksi mata lain mengatakan tenaga sukarela Ukraina juga berada di kawasan itu.

Anak muda yang masuk dalam wajib militer menyelamatkan diri dan meminta penduduk setempat agar tidak diserahkan kepada pasukan pertahanan teritorial.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Banyak yang dimakamkan di pemakaman massal setelah kota itu dikuasai kembali.

Setidaknya 20 mayat pria tergeletak di jalan ketika pasukan Ukraina memasuki kota itu. Sebagian dari mereka dengan tangan diikat ke belakang. Wali kota Bucha mengatakan mereka memakamkan 280 orang di pemakaman massal.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Pasukan Ukraina yang menguasai kembali Bucha memakamkan mayat-mayat yang tergeletak di jalan-jalan.

Sejumlah warga sipil yang masih bertahan di kota itu ketika Rusia menyerang. Mereka membuat perapian dari kayu di luar apartemen mereka, masak di luar karena gas dan listrik serta air terputus.

Para sukarelawan membawa pasokan dari Lviv di Ukraina barat dan dari negara-negara tetangga serta negara lain yang cukup jauh.

“Ini adalah roti pertama yang saya makan dalam 38 hari,” kata seorang perempuan bernama Maria, membawa kantung plastik berusia roti. Anaknya Larysa menunjukkan saya bangunan partemen yang dibangun pada zaman Soviet.

Banyak warga yang meninggalkan kota itu mengunci apartemen mereka dengan gerendel besi. Namun pasukan Rusia menerobos dengan menghancurkan tembok dan gerendel pintu.

Sumber gambar, BBC/Kathy Long

Keterangan gambar,

Pintu-pintu yang dihancurkan di apartemen di Bucha.

Kebanggaan nasional yang hancur

Di bandara itu, pesawat pengangkut dihancurkan. Atap hanggar yang sangat besar berlubang karena hantaman meriam. Pesawat yang dinamakan mimpi (Mriya dalam bahasa Ukraina) terlihat hancur.

Pesawat itu adalah kebanggaan nasional Ukraina karena merupakan bukti kemampuan Ukraina dalam membuat proyek-proyek besar.

Sumber gambar, BBC/Jeremy Bowen

Keterangan gambar,

Pesawat pengangkut terbesar di dunia, Mriya adalah kebanggaan Ukraina.

Dengan penarikan pasukan Rusia di sejumlah tempat, foto-foto mayat-mayat warga sipil di Bucha dan tempat lain di dekat Kyiv menjadi salah satu dampak serangan Rusia yang paling mengejutkan.

Jerman mengecam dan menyebut sebagai “kejahatan perang keji”. Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyebut foto-foto itu “tak tertahankan.” Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebutnya “serangan mengerikan” dan bukti “kejahatan perang.”

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menggambarkan mayat-mayat di jalanan sebagai sesuatu yang menimbulkan kemarahan.