Blog

losandes.biz: Posisi Airlangga Hartarto Terdesak Eksponen Golkar Ketum Terburuk dalam Sejarah


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Posisi Airlangga Hartarto Terdesak Eksponen Golkar Ketum Terburuk dalam Sejarah yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah eksponen Partai Golongan Karya (Golkar) menilai terdapat peluang Airlangga Hartarto untuk diturunkan dari jabatannya sebagai ketua umum (ketum) kian tinggi.

Hal tersebut tertuang dalam surat terbuka yang disampaikan di agenda Pemrakarsa Penggerak Kebangkitan Partai Golkar yang diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta pada Rabu (12/7/2023) yang disampaikan kepada Dewan Pakar yang diwakili oleh Ridwan Hisjam.

Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam mengatakan bahwa salah satu kesimpulan di dalam surat terbuka adalah penilaian buruk eksponen partai berlogo pohon beringin itu terhadap kepemimpinan Airlangga Hartarto.

Munaslub

“Munaslub bukan barang haram, suatu yang halal untuk dilaksanakan. Lagipula, Airlangga itu hasil Munaslub, kok [Airlangga bisa] bilang enggak ada Munalub itu bagaimana,” katanya.

Dia melanjutkan bahwa dalam rekomendasi yang dihasilkan dalam Rapat Pleno ke-VIII Dewan Pakar Partai Golkar beberapa waktu lalu terdapat batas waktu hingga Agustus 2023, bagi Golkar untuk membentuk poros baru, dimana bila target tersebut tidak tercapai, maka Munaslub wajib untuk dilaksanakan.

“Keputusan jelas tiga poin, tidak ada munaslub. Pertanyaan sekarang kalau Agustus tidak bisa poros baru, apa jalannya ya kita harus gabung koalisi yang ada. Nah kalau kita berkoalisi harus diubah dulu keputusan munas dan mengubah itu jalan satu-satunya munaslub. Maka Agustus kita harus munaslub untuk mengubah keputusan munas,” tandas Ridwan.

Dalam rapat yang diselenggarakan pada Minggu (9/7/2023) itu, Dewan Pakar merekomendasikan tiga tuntutan. Pertama, untuk membentuk poros baru di luar bakal koalisi pencapresan yang sudah ada, sejauh memenuhi Electoral-Presidential. Poros baru ini akan menguntungkan kedudukan dan posisi Partai Golkar, di mana Partai Golkar akan memiliki kendaraan politik dalam Pencapresan. 

Ketiga, Dalam rangka menyukseskan Pemilu 2024, Dewan Pakar Partai Golkar mengusulkan agar Airlangga Hartarto bersama Partai Golkar menyelenggarakan Program Airlangga Hartarto Menyapa Rakyat di seluruh Indonesia, demi memenangkan pemilihan presiden (pilpres) Pilpres dan pemilihan legislatif (Pileg) 2024.

Di sisi lain, Politisi Partai Golkar Lawrence TP Siburian pun mengaku bahwa dorongan untuk melaksanakan munaslub lantaran eksponen juga menilai kinerja Airlangga dalam kepengurusannya membuat arah politik Golkar yang belum jelas. 

Elektabilitas

Apalagi, dia melanjutkan apabila Golkar masih memaksakan diri untuk mencalonkan Airlangga sebagai capres, sedangkan dari sisi elektabilitas Menteri Koordinator di bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) itu hanya sekitar satu persen.

Menurutnya, apabila diukur secara logika, kemenangan akan sulit diraih bagi Airlangga dalam kontestasi politik pemilihan presiden. Mengingat untuk menjadi pemenang Pilpres butuh perolehan suara di atas 50 persen, atau minimal 51 persen.

Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Depinas Soksi) itu juga berharap taring dari partai Golkar harus dikembalikan seperti sebelumnya, usai terselenggaranya Munaslub. 

“Partai Golkar harus dikembalikan pada kebesarannya melalui kepemimpinan yang kuat dan efektif, sehingga mampu memperkokoh jatidiri dan dalam memenangkan Pemilu 2024,” pungkas Lawrence.

Reaksi Airlangga

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memastikan tidak akan ada Munaslub pada tahun ini.

Hal ini dia sampaikan untuk merespons sejumlah desakan dari eksponen dan Dewan Pakar Partai Golkar yang kian memanas beberapa waktu ke belakang.

Pertama, kami sudah rakernas dan itu berarti selesai [keputusan final] mekanismenya selesai. Jadi, [tidak ada Munaslub] tidak ada dan tidak akan ada,” katanya di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (13/7/2023).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu pun menilai bahwa keputusan partai tak bisa dilakukan hanya berdasarkan dorongan atau desakan.

“Ya, desak aja yang lain juga, kita dalam pembicaraan dan pembicaraan kan tidak bisa desak mendesak. Pembicaraan partai kan harus kordinal,” imbuhnya.

“Politik itu kan harus tanda tangan,” ucapnya.

“Ya itu tadi saya katakan, kan tidak ada munaslub, tetapi nanti ada munas 2024, silakan kalau berminat jadi Ketua Umum Golkar pada 2024 nanti,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google
News