Blog

losandes.biz: Survei Indikator Elektabilitas Gerindra Naik Golkar Merosot Tinggal Satu Digit


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Survei Indikator Elektabilitas Gerindra Naik Golkar Merosot Tinggal Satu Digit yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, Gerindra mengalami tren peningkatan sejak Desember 2022 hingga Juni 2023 dengan angka terakhir 13,6 persen.

Meski elektabilitas Gerindra naik, PDI-P masih menduduki puncak survei. Menurut Burhan, PDI-P cenderung “anteng” di puncak elektabilitas partai politik (parpol).

Baca juga: Survei Indikator: Eletabilitas Erick Thohir, Ridwan Kamil, Sandiaga, dan AHY Terpaut Tipis

Sementara itu, kemerosotan elektabilitas tengah melanda Partai Golkar. Meski sempat mendapatkan elektabilitas 16 persen suara pada 2020 dan 15 persen pada 2020, dukungan Golkar merosot tajam pada 2023.

Burhan mengatakan, elektabilitas Golkar yang semula dua digit kini tinggal satu digit.

“Terakhir tinggal 9,2 persen, tinggal 1 digit,” ujar Burhan.

Burhan mengatakan, data itu mengacu pada hasil survei yang digelar pada 20-24 Juni 2023 dengan cara wawancara tatap muka.

Burhan mengatakan, berdasarkan hasil survei melalui wawancara via telepon, elektabilitas Golkar lebih rendah yakni sekitar 6-7 persen.

“Tapi juga lupa survei telepon hanya mewakili kelompok yang punya Hp,” tutur Burhan.

Burhan menuturkan, wawancara tatap muka merupakan “golden standard” karena responden tidak terbatas pada kelompok masyarakat yang memiliki handphone.

Meski demikian, sekalipun menggunakan wawancara tatap muka pada kenyataannya elektabilitas Golkar tetap merosot.

Baca juga: Survei Indikator Politik: Mayoritas Responden Tak Percaya Anies Dijegal Jadi Capres

“Berdasarkan survei tatap muka sekalipun di mana yang tidak punya Hp juga terekrut  dalam sampel kita elektabilitas Golkar juga menurun,” kata Burhan.

Sementara tiga posisi teratas diduduki PDI-P, Gerindra, dan Golkar, posisi keempat diduduki PKB dengan suara 7 persen.

Kemudian, Perindo 2,8 persen dan PPP 2,8 persen.

“Sementara partai lainnya kurang dari 1 persen, dan sekitar 17,4 persen belum menunjukkan pilihan,” ujar Burhan.

Survei dilakukan terhadap 1.220 responden dari seluruh provinsi dengan usia minimal 17 tahun atau sudah bisa mengikuti pemilu.

Responden dipilih dengan metode simple random sampling. Margin of error dari survei ini sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.