Blog

losandes.biz: Mengenal 10 Bagian Rumah Adat Bali dan Keunikannya


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Mengenal 10 Bagian Rumah Adat Bali dan Keunikannya yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Apakah Moms sudah pernah melihat rumah adat Bali?

Provinsi Bali adalah salah satu provinsi yang sudah sejak lama menjadi destinasi wisata di Indonesia.

Tak hanya pesona alamnya yang indah, Bali juga terkenal akan budayanya yang masih kental.

Budaya tersebut salah satunya masih terlihat jelas pada bangunan rumah adat Bali yang sangat khas dan menjadi warisan budaya bangsa Indonesia.

Kenali lebih dalam mengenai rumah adat Bali, yuk!

Baca Juga: Mengenal Rumah Limas, Rumah Adat Sumatera Selatan yang Unik!

Ciri Khas Rumah Adat Bali

Foto: Rumah Adat Bali (remotegaijin.com)

Salah satu ciri khas dari rumah adat Bali adalah adanya gapura candi Bentar yang sangat memukau.

Terdapat 2 jenis gapura yang merupakan bangunan candi sejajar di rumah-rumah Bali. Biasanya, gapura ini adalah tempat masuk ke area halaman rumah.

Menurut artikel dari Arsitag, arsitektur tradisional Bali umumnya dipengaruhi keberadaan manuskrip Hindu bernama “Lontar Asta Kosala Kosali”.

Artinya, memuat tentang aturan-aturan pembuatan rumah atau puri hingga aturan tempat pembuatan ibadah dan juga pura.

Selain itu, arsitektur Bali juga sangat dipengaruhi oleh tradisi agama Hindu dan unsur Jawa kuno.

Oleh karena itu, rumah adat Bali biasanya menggunakan beberapa bahan seperti atap Bali jerami, kayu kelapa, bambu, kayu jati, batu, dan batu bata.

Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan di dalam hidup akan tercapai bila ada harmonisasi antara tiga aspek penting, yakni palemahan, pawongan, serta parahyangan.

Maka dari itu, pembangunan rumah adat Denpasar harus meliputi aspek tersebut yang dikenal dengan “Tri Hita Karana”.

Baca Juga: 8 Tempat Makan Viral Bogor untuk Dikunjungi saat Akhir Pekan

Ragam Jenis Rumah Adat Bali dan Keunikannya

Umumnya, arsitektur rumah adat Bali didominasi dengan hiasan seperti ukiran, peralatan, dan pemberian warna.

Ragam hias rumah tradisional asal Bali juga mengandung arti tertentu untuk mengungkapkan keindahan simbol serta penyampaian komunikasi.

Berikut ini adalah beberapa jenis rumah ada Bali yang mungkin ingin Moms tahu.

1. Angkul-Angkul

Foto: Angkul-Angkul (Pariwisataindonesia.id)

Desain angkul-angkul memiliki bentuk yang beda dibandingkan dengan pintu gerbang yang menjadi ciri khas daerah lain.

Pintu gerbang tradisional khas Bali ini selalu disertai dengan atap Bali yang disebut dengan kori.

Biasanya, angkul-angkul memiliki ukuran yang tidak terlalu besar jika dilihat dari fisiknya.

Umumnya, rumah adat Denpasar ini biasa digunakan pada rumah yang sejak awal tidak menggunakan delman ataupun jenis kendaraan tradisional di zaman dulu.

Namun, saat ini ukuran angkul-angkul terkadang disesuaikan dengan jenis kendaraan yang dimiliki.

Masyarakat Bali memang tidak punya standar mengenai bentuk angkul-angkul yang harus dibangun.

Hanya saja, dalam pendiriannya, orang-orang Bali percaya kalau angkul-angkul punya makna penting dalam keberadaan sebuah bangunan.

Ada 3 makna utama yang bisa didapatkan dari keberadaan sebuah kori di dalam bangunan rumah, yakni:

Keberadaan angkul-angkul memberikan nilai estetika tambahan pada desain rumah tradisional di Bali.

Bahkan, masyarakat Bali sebenarnya memiliki desain angkul-angkul atau kori yang berbeda untuk masyarakat pada kasta tertentu.

Semakin tinggi kasta seseorang, maka semakin mewah pula desain angkul-angkul yang digunakan.

Di waktu yang sama, masyarakat Bali percaya kalau angkul-angkul ibaratnya adalah mulut dari rumah.

Ketika mulut dalam kondisi tertutup, maka tidak ada benda apapun yang bisa masuk, termasuk segala sesuatu yang berbau gaib.

Keberadaan angkul-angkul juga punya peran penting untuk menjaga keamanan.

Apit lawang itu punya makna sebagai penjaga keamanan dari segala ancaman kepada pemilik rumah.

Biasanya, apit lawang bisa berbentuk patung druapala, yang bertubuh raksasa dan tengah membawa senjata berupa gada.

Baca Juga: 11 Tempat Wisata di Palembang yang Wajib Dikunjungi!

2. Aling-aling

Foto: Rumah Aling-Aling (dekoruma.com)

Selanjutnya ada bagian rumah adat Bali yang dinamakan aling-aling, yang artinya adalah energi positif dan keharmonisan rumah.

Umumnya, aling-aling difungsikan sebagai pembatas pekarangan luar dan alung-alung.

Rumat adat Bali yang satu ini juga berfungsi sebagai privasi antara tamu yang belum dikenal dengan penghuni rumah.

Dahulu di Bali masyarakat umum membuat aling-aling menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri.

Hal ini sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling.

Namun, ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung.

3. Bale Manten

Foto: Bale Manten (rumah.com)

Rumah adat Bale Manten ini adalah bangunan tradisional Bali yang dikhususkan untuk kepala keluarga dan juga anak perempuan.

Bale Manten dibangun menggunakan tiang kayu yang berjumlah 8 (sakutus), dan 12 (saka roras).

Bagian bawah atau pondasi Bale Manten dibangun lebih tinggi dari pekarangan dan bangunan lainnya di dalam area rumah adat Denpasar.

Jika Moms penasaran ada apa isinya, isi dari rumah adat Bale Manten ini adalah dua ruangan (bale) lainnya yang dinamakan bale kanan dan bale kiri.

Rumah adat Bale Manten kini juga telah mengalami banyak perubahan dalam bentuk arsitektur.

Menurut Lontar Hasta Kosali, bangunan rumah adat Bali ini umumnya dibangun menghadap ke sebelah utara. Bangunan rumah ini juga akan dikelilingi bale-bale.

Baca Juga: Masyarakat Diajak Salat Ghaib untuk Doakan Anak Ridwan Kamil, Ini Tata Caranya

4. Bale Gede

Foto: Bale Gede (perwakilan.baliprov.go.id)

Rumah adat Bali dapat dibangun dengan beberapa macam jumlah tiang dengan sebuatan berbeda, yaitu:

  • Bale dengan tiang 6 disebut sekanem.
  • Bale dengan tiang 8 disebut sekutus astasari.
  • Jika tiangnya 9 disebut sangasari yang terdiri dari satu bale.

Ruangan ini digunakan untuk upacara adat, oleh karena itu, posisinya harus lebih tinggi dari Bale Manten.

Bale Gede umumnya cukup besar karena ia digunakan untuk tempat penyelenggaraan upacara adat.

Rumah adat Bali ini juga biasa digunakan sebagai tempat berkumpul serta menyajikan makanan khas Bali atau bisa juga untuk membakar sesajen.

5. Bale Dauh

Foto: Bale Dauh (perwakilan.baliprov.go.id)

Dalam struktur bangunan rumah adat Bali, Bale Dauh umumnya difungsikan sebagai ruangan untuk pemilik rumah menerima tamu.

Tak hanya itu, Bale Dauh juga kerap digunakan sebagai tempat untuk istirahat pada rumah adat Bali, khususnya remaja laki-laki.

Umumnya posisi lantai Bale Dauh ini harus lebih rendah dibanding Bale Manten.

Bale Dauh dibangun dengan pondasi yang lebih rendah dari Bale Daja dan Bale Dangin.

Bangunan ini dibangun menggunakan tiang kayu yang memiliki sebutan berbeda tergantung jumlah tiang yang digunakan.

Bale dengan tiang 6 disebut sekanem, Bale dengan tiang 8 disebut sekutus/astasari, dan jika tiangnya 9 disebut sangasari.

6. Bale Sekapat

Foto: Bale Sekapat (dekoruma.com)

Tempat untuk istirahat pada rumah adat Bali lainnya yang juga menarik yakni dinamakan Bale Sekapat.

Jika dilihat dari segi penampilan, Bale Sekapat ini adalah rumah adat Bali yang terlihat paling mewah karena penuh dengan ukiran.

Rumah adat Bali ini umumnya berfungsi sebagai ruang bersantai untuk para anggota keluarga.

Baca Juga: Serba-Serbi Rumah Si Pitung, Tempat Wisata Sejarah di Jakarta Utara!

7. Sanggah

Foto: Sanggah (dekoruma.com)

Ini adalah pura keluarga yang merupakan jenis rumah adat Bali yang selalu ada dalam kompleks perumahan pribadi.

Fungsinya tentu saja sebagai tempat beribadah keluarga.

Nah, yang perlu diperhatikan, penempatan sanggah ini harus berada di area timur laut rumah.

Tak semua orang bisa masuk ke dalam ruangan ini, karena merupakan tempat sakral untuk beribadah.

8. Klumpu Jineng

Foto: Klumpu Jineng (Binus.ac.id)

Atap bangunan Bali di Klumpu Jineng juga unik dan menyerupai rumah adat Sumatera.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Restoran dan Tips Makan di Jimbaran Bali

9. Pawaregen

Foto: Rumah Adat Bali Pawaregen (Bukalapak.com)

Pawaregen ini bisa dibilang sebagai rumat adat Bali yang memiliki fungsi seperti umumnya dapur.

Dibandingkan rumah adat Denpasar lainnya, Paweregen tampak paling sederhana dengan lantai rendah.

10. Gapura Candi Bentar

Foto: Gapura Candi Bentar (pinterest.com)

Gapura Candi Bentar adalah salah satu bangunan tradisional atau rumah adat yang ada di Bali.

Bangunan ini memiliki keunikan arsitektur serta keindahan strukturnya yang mampu memikat turis baik itu lokal maupun mancanegara.

Dalam kitab suci Weda pun telah diatur bagaimana rumah adatnya memiliki unsur alam semesta.

Gapura Candi Bentar awalnya hanya dibangun untuk lingkungan Puri, Istana, dan Pura atau tempat suci agama Hindu.

Lambat laun, pembangunannya mulai diterapkan ke dalam bangunan milik masyarakat umum.

Bangunan gapura terdiri dari dua buah Candi Bentar yang serupa di sisi kiri dan kanan sebagai pintu masuk ke dalam pekarangan rumah.

Hal yang menarik adalah gapura ini tidak memiliki penghubung antar sisinya sehingga bagian atas dibiarkan terpisah.

Dalam setiap pendirian rumah adat Bali ini, seorang undagi harus memahami filosofi Asta Kosala Kosali.

Dimana cara masyarakat Bali dalam menjaga keseimbangan baik itu antara manusia dengan Tuhan, antar manusia, atau dengan lingkungan sekitar.

Baca Juga: 14 Prosesi Pernikahan Adat Batak Toba yang Penuh akan Makna

Itulah beberapa bagian rumah adat Bali yang mungkin Moms perlu tahu.

Jadi, kalau ada kesempatan untuk berkunjung ke Bali dan berfoto di salah satu rumah adat Bali, Moms sudah tahu apa saja nama dan fungsinya.