Blog

losandes.biz: Sejarah Berdirinya Partai Golkar


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Sejarah Berdirinya Partai Golkar yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

KOMPAS.com – Partai Golongan Karya (Golkar) adalah salah satu partai politik Indonesia yang pertama kali didirikan pada 1964.

Namun, saat itu, statusnya belum sebagai partai politik, tetapi Sekber Golkar atau Sekretariat Bersama Golongan Karya.

Barulah pada akhir 1998, Golkar mendeklarasikan diri sebagai partai politik yang mengusung semangat reformasi yang berintikan keadilan, demokrasi, dan transparasi.

Pendiri Partai Golkar adalah Soeharto dan Suhardiman. Berikut ini sejarah berdirinya Partai Golkar.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

Sekber Golkar (1964-1971)

Sejarah berdirinya Partai Golkar diawali dengan terbentuknya Sekber Golkar pada akhir pemerintahan Presiden Soekarno.

Pada awalnya, Sekber Golkar direncanakan sebagai sebuah alternatif gagasan untuk menjembatani sebuah kepentingan di tengah terpolarisasinya politik dan ideologi.

Namun, dalam perkembangannya, oraganisasi ini digunakan oleh golongan militer, khususnya Angkatan Darat, bersama puluhan organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani, dan nelayan, sebagai senjata anti Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pasalnya, lahirnya Sekber Golkar juga tidak terlepas dari adanya rongrongan dari PKI beserta ormasnya yang semakin merajalela.

Pada 20 Oktober 1964, didirikan Sekber Golkar oleh Soeharto dan Suhardiman, sebagai respons dari Peraturan Presiden No. 193 Tahun 1964 yang menginstruksikan seluruh organisasi di dalam Front Nasional bergabung dengan parpol atau membentuk organisasi sendiri.

Sekber Golkar pun berdiri sebagai wadah dari golongan karya yang tidak berada di bawah pengaruh politik tertentu.

Baca juga: Djuhartono, Ketua Umum Pertama Golkar

Pembentukan Sekber Golkar ditandatangani oleh 53 serikat buruh dan organisasi pegawai negeri sipil, 10 organisasi intelektual, 10 organisasi pelajar, 5 organisasi perempuan, 4 asosiasi media, 2 organisasi petani dan nelayan, dan pihak militer.

Setelah peristiwa G30 S, Sekber Golkar mulai terlihat sebagai mesin elektoral yang menjamin posisi dominan militer di dalam politik.

Sekber Golkar juga mengalami pertarungan politik internal, di mana para perwira militer dan pimpinan sipil yang dekat dengan Soekarno disingkirkan dan digantikan dengan mereka yang dekat dengan Soeharto.

Selain itu, pada 1969, organisasi-organisasi anggotanya dirampingkan dan Sekber Golkar dipimpin oleh Mayjen Sokowati.

Baca juga: Pemilu Tahun 1977: Peserta, Tujuan, dan Pemenang

Golkar (1971-1999)

Pada Pemilu 1971, Sekber Golkar berhasil memenangkan suara sebanyak 62,8 persen dan mendapatkan 227 kursi.

Golkar pun menggunakan struktur baru, yang menunjukkan kelompok Soeharto dan militer mendominasi dengan memiliki kekuasaan paling besar.

Partai Golkar (1999- saat ini)

Reformasi membawa perubahan politik nasional, yang berimbas besar terhadap Golkar.

Golkar dianggap sebagai warisan Orde Baru yang merupakan sumber krisis multi dimensional rakyat Indonesia.

Tidak hanya itu, Golkar pun terancam bubar karena dianggap turut melanggengkan rezim Orde Baru.

Pada akhirnya, dilakukan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 9-11 Juli 1998. Saat itu, terjadi fragmentasi politik antara kubu Edi Sudrajat dan Akbar Tandjung.

Baca juga: Pemilu Tahun 1997: Peserta, Pelaksanaan, dan Pemenang

Setelah Akbar Tandjung memenangkan posisi Ketua Umum Golkar, pada akhir 1998, Golkar mendeklarasikan diri sebagai partai politik yang mengusung semangat reformasi.

Sedangkan kubu Edi Sudrajat mendirikan partai baru dengan nama Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) pada 15 Januari 1999.

Pada Pemilu 1999, Golkar menempati posisi kedua dengan perolehan suara 22,5 persen dan 120 kursi di parlemen.

Ketua Umum Partai Golkar sekarang adalah Airlangga Hartarto, yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia periode 2019-2024.

Sampai saat ini, Partai Golkar merupakan salah satu kekuatan politik yang berpengaruh di Indonesia.

Referensi: 

  • Reeve, David. Robyn Fallick. dkk. (2013). Golkar-Sejarah yang Hilang: Akar Pemikiran dan Dinamika. Jawa Barat: Komunitas Bambu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.