Blog

losandes.biz: Studi Ungkap BAB Cuma 3 Hari Sekali Tingkatkan Risiko Penurunan Kognitif


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Studi Ungkap BAB Cuma 3 Hari Sekali Tingkatkan Risiko Penurunan Kognitif yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta

Sebuah studi yang dipresentasikan dalam Konferensi InternasioCNNnal Asosiasi Alzheimer di Amsterdam, Rabu (19/7), sembelit kronis, yang didefinisikan oleh penulis sebagai buang air besar hanya setiap tiga hari atau lebih, telah dikaitkan dengan risiko penurunan kognitif subjektif 73 persen lebih tinggi.

“Penelitian kami memberikan bukti pertama dengan memeriksa spektrum frekuensi pada buang air besar,” kata dr Chaoran Ma, penulis dan asisten profesor di departemen nutrisi University of Massachusetts Amherst, dikutip dari CNN.

“Kami terkejut betapa kuatnya keterkaitan tersebut, terutama bagi mereka yang jarang buang air besar,” lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sekitar 16 persen populasi orang dewasa di seluruh dunia mengalami konstipasi, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Hal ini disebabkan oleh faktor yang berkaitan dengan usia seperti kurangnya olahraga dan serat makanan, serta penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi sebagai efek samping.

Fungsi kognitif mengacu pada kapasitas mental seseorang untuk belajar, berpikir, penalaran, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, mengingat, dan memperhatikan.

Untuk menemukan petunjuk atas pertanyaan ini, penulis studi tersebut menilai lebih dari 112.000 orang dewasa yang telah berpartisipasi dalam Studi Kesehatan Perawat, Studi Kesehatan Perawat II, dan Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan. Dua studi pertama menyelidiki faktor risiko penyakit kronis utama di kalangan wanita di Amerika Utara, sedangkan studi terakhir melihat topik yang sama tetapi untuk pria.

Para penulis penelitian terbaru mengumpulkan data tentang frekuensi buang air besar peserta dari 2012 hingga 2013, penilaian fungsi kognitif peserta antara 2014 dan 2017, dan rincian tentang fungsi kognitif yang diukur secara obyektif oleh beberapa peserta antara 2014 dan 2018.

Peningkatan risiko juga ditemukan di antara mereka yang buang air besar lebih dari dua kali sehari, meskipun kemungkinan yang lebih tinggi ini kecil.

“Semakin banyak kita belajar tentang akses usus-otak, semakin kita memahami bahwa sangat penting untuk memastikan bahwa (mencegah atau mengatasi penurunan kognitif) adalah pendekatan sistem,” kata Maria C. Carrillo, kepala ilmu pengetahuan dari Asosiasi Alzheimer, yang tidak terlibat dalam penelitian.

“Otak tidak sepenuhnya terisolasi dari apa yang terjadi dalam aliran darah Anda,” sambungnya lagi.