Blog

losandes.biz: Riwayat Rusia dan Ukraina Sebelum Perang dari Sekutu Jadi Seteru


Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, informasi telah menjadi komoditas yang tak ternilai harganya. Dari revolusi digital hingga transformasi teknologi, dunia kita kini tenggelam dalam lautan informasi yang tak pernah kering. Artikel ini mengajak kita untuk melangkahkan kaki ke dalam kompleksitas tatanan informasi saat ini, mengeksplorasi tantangan dan peluang yang muncul dalam mengelola dan memahami gelombang informasi yang terus menggulung. Dari algoritma cerdas hingga arus berita yang tak kenal lelah, mari kita telaah bersama bagaimana kita dapat menjadikan informasi sebagai alat untuk mendobrak batasan dan memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian losandes.biz dengan judul losandes.biz: Riwayat Rusia dan Ukraina Sebelum Perang dari Sekutu Jadi Seteru yang telah tayang di losandes.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta

Konflik Rusia Ukraina pecah setelah pasukan Moskow memulai invasi dengan mengerahkan pasukan ke perbatasan negara Ukraina. Konflik ini tidak muncul begitu saja di tengah keterkaitan keduanya.

Diberitakan detikNews, mengutip BBC, keterkaitan Rusia dan Ukraina sudah ada sejak Kerajaan Kievan Rus. Kerajaan ini didirikan keturunan Viking di tanah Slavia Timur dari Dinasti Rurik di Novgorod (sekarang Rusia).

Pada abad 9 M, pemimpin legendaris bernama Oleg memindahkan ibu kota dari Novgorod ke Kiev. Kemudian pada 11 M, Kiev menjadi pusat politik dan kebudayaan terkemuka di Eropa Timur. Berikut jejak keterkaitan keduanya hingga terlibat perang

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

A. Satu Federasi di Uni Soviet

Melansir CNBC Indonesia, dalam catatan sejarah Perang Dingin, sebelum 1990, orang-orang Ukraina dan Rusia bersatu dalam sebuah negara federasi bernama Uni Soviet.

Setelah Jerman kalah dan PD II selesai, Uni Soviet memiliki pengaruh di belahan timur Eropa. Itulah alasan mengapa negara-negara di benua Eropa bagian timur akhirnya juga menjadi negara-negara Komunis.

Saat itu, Negara komunis era Perang Dingin digolongkan sebagai Blok Timur. Uni Soviet dan sekutunya membuat Pakta Pertahanan sendiri pada 14 Mei 1955 bernama Pakta Warsawa.

B. Awal Konflik Rusia dan Ukraina Muncul

Bisa dikatakan konflik Rusia Ukraina berawal dari tahun 1930-an, ketika Ukraina mengalami bencana kelaparan massal di bawah rezim Joseph Stalin.

Bahkan Ukraina juga sempat mengalami bencana nuklir di bawah naungan Uni Soviet pada 1986. Negara ini merasakan dampak parah meledaknya reaktor nuklir Chernobyl.

Setelah Uni Soviet bubar, pada tahun 1991 Ukraina menjadi negara merdeka bersama negara-negara pecahan Soviet lainnya. Mereka tergabung dalam Persemakmuran Negara-negara Merdeka (PNM) atau Commonwealth of Independent States (CIS).

C. Perluasan Anggota NATO Tahun 1999

Organisasi militer terkuat Eropa Barat, NATO memperluas keanggotaannya sejak 1999. Hal ini dianggap Rusia mengancam wilayahnya karena ada penempatan militer NATO di wilayah bekas Uni Soviet misal Estonia, Latvia, dan Lithuania.

Dalam sebuah artikel berjudul On the Historical Unity of Russians and Ukrainians, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan negaranya dan Ukraina memiliki sejarah yang sama. Kesamaan ini menjadi penanda penting identitas bangsa.

Pada tahun 2008, NATO menjanjikan Ukraina suatu hari akan bergabung dengan aliansi. Hal ini menjadi salah satu pemicu konflik antara Rusia dan Ukraina.

D. Rusia Mencaplok Wilayah Ukraina

Pada Maret 2014, Rusia mencaplok semenanjung Krimea (Crimea) yang semula adalah wilayah Ukraina. Hal ini mengakibatkan pemberontakan separatis di bagian timur Ukraina juga pecah.

Wilayah timur tempat separatisme adalah daerah bernama Donbask, berisi dua kota terkemuka yakni Donetsk dan Luhanks (Lugansk). Barat menuduh Rusia mempersenjatai para pemberontak separatis di Donbas.

E. Rusia Tak Ingin Ukraina Gabung NATO

Presiden Ukraina yang terpilih lewat Pilpres 2019 Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina condong ke NATO meski belum menjadi anggota. Kecenderungan ini mendapat respon negatif dari Putin.

Pada akhir tahun 2021 lalu, dilansir AL Jazeera, Ukraina menyebut Rusia telah memobilisasi 100 ribu tentara bersama dengan tank dan perangkat keras militer lainnya. Lalu pada 24 Januari 2022, NATO menempatkan pasukannya di Eropa Timur.

Meski sempat menarik pasukan dari perbatasan, namun pada 24 Februari 2022, konflik Rusia Ukraina benar-benar terjadi. Ledakan terdengar di bagian timur Ukraina yang berbatasan dengan Rusia serta di wilayah ibu kota negara, Kiev.

Simak Video “Putin: Ukraina Gabung Nato Hanya Bikin Dunia Makin Tegang”
[Gambas:Video 20detik]

(faz/row)